Selasa, 20 Desember 2016

Laporan Praktikum Kimia Organik Identifikasi Aldehid dan Keton



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK




Disusun Oleh:
Nama                         : Eliza Noviani
Npm                           : E1G015010
Prodi                          : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                  : 6 (Enam)
Hari/Jam                     : Senin/12:00-14:00 Wib
Tanggal                      : 04 April 2016
Ko-Ass                       : Juliawanto
Dosen                         : Drs. Syafnil, M.Si
 Dra. Devi Silsia, M.Si
Objek Praktikum       : IDENTIFIKASI ALDEHID DAN
                                      KETON

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak contoh kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Aldehid itu sendiri merupakan salah satu senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-), dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan lainnya mengikat atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil. Struktur umum aldehid yaitu R-CHO. Struktur umum keton yaitu R-CO-R (James,1999).
            Aldehid dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup. Seperti gula ribose dan hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton. Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid berbau merangsang sedangkan keton berbau harum. Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan. Salah satu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang paling banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya (Halim,1990).

1.2  Tujuan
      Mahasiswa mempu mengidentifikasi dan mengetahui reaktifitas senyawa aldehid dan keton.


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Description: 1380019_390689251086957_3276137844923499410_n.jpg

Disusun Oleh:
Nama                         : Eliza Noviani
Npm                           : E1G015010
Prodi                          : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                  : 6 (Enam)
Hari/Jam                     : Senin/12:00-14:00 Wib
Tanggal                      : 21 Maret 2016
Ko-Ass                       : Juliawanto
Dosen                         : Drs. Syafnil, M.Si
 Dra. Devi Silsia, M.Si
Objek Praktikum       : IDENTIFIKASI ALKOHOL


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Alkohol banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya etanol digunakan sebagai pelarut sterilisasi alat kedokteran, campuran minyak harum dan lainnya. Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara oksigen dan hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan hidrogen lepas dengan mudah. Bila didekat karbon hidroksi terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana maka keasaman menurun. Dari paparan tadi, tentu diperlukan cara-cara mengidentifikasi alkohol. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya praktikum yang  berjudul “Identifikasi Alkohol” dengan tujuan agar praktikan mampu untuk mengidentifikasi jenis alkohol dan cara pengujian reaktifitas alkohol (Ganiswarna, 1995).

1.2  Tujuan
            Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alkohol dan menguji reaktifitas alkohol.


4.2 Pembahasan
            Pada praktikum kali ini, kami (praktikan) melakukan dua kali percobaan yaitu mengidentifikasi alkohol menggunakan reaksi oksidasi dan mereaksikan alkohol dangan FeCl3.
            Pada percobaan pertama yaittu mengidentifikasi alkohol menggunakan reaksi oksidasi, terdapat dua cara. Pada cara pertama, langkah yang dilakukan adalah menyiapkan tiga buah tabung reaksi yang dimana masing-masing tabung ditambahkan 3 ml asam asetat glasial. Langkah selanjutnya ialah penambahan 1 tetes etanol, 2-propanol, dan t-butanol yang menghasilkan warna jernih pada ketiga tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan KMnO4, maka terjadi perubahan warna menjadi coklat seperti teh pada tabung I, kuning kecoklatan pada tabung II dan merah tua kecoklatan pada tabung III. Pada penambahan H2SO4 dan KMnO4, warna larutan menjadi kecoklatan pada tabung I, kuning keemasan pada tabung II dan kuning jernih pada tabung III. Pada cara kedua, langkah awal ialah mencium bau alkohol pada larutan. Tabung I tidak berbau dan berwarna orange, tabung II tidak mengeluarkan bau menyengat dan tabung III mengeluarkan bau seperti mint. Lalu pada larutan ditambahkan K2O7 dan H2SO4 sehingga pada tabung I temperatur naik menjadi panas, tabung II menjadi panas dan warna larutan menjadi biru toska dan tabung III menjadi panas dan warna larutan menjadi orange serta bertahap berubah menjadi hijau. Selanjutnya mencium bau larutan yang telah menjadi campuran. Pada tabung I larutan berwarna biru tua dan berbau alkohol, tabung II mengeluarkan bau menyengat dan pada tabung III mengeluarkan bau lebih pekat dari alkohol.
            Pada percobaan kedua, yaitu mereaksikan alkohol dengan FeCl3. Langkahnya ialah menyiapkan dua buah tabung reaksi. Tabung pertama ditetesi 2 ml fenol dan tabung kedua 2 ml 2-propanol. Lalu masin-masing tabung ditetesi 5 tetes larutan FeCl3 yang menghasilkan bau menyengat dengan warna hijau tua pada tabung I dan tabung II menghasilkan warna kuning pekat ke-orangean yang masing-masing tabung pada mulanya berwarna jernih atau bening.


DAFTAR PUSTAKA

Bardy, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1. Jakarta :
            Binarupa Aksara.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-daar Kimia Organik.
            Jakarta : Bina Aksara.
Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta :
            Erlangga.
Mardzuki. 1990. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Lemak adalah ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan trihidroksi alkohol (gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang kompleks dari ester volatin (Stanlet H, 1998).
            Ester dapat terhidrolisi dengan pengaruh asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan dari pengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkil alkanoat. Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karbiksilat paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan seperti formate, asetat dan propionate (Harold, 1983).
            Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus –COOH, dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil seperti metil atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil (Fassenden, 1997).

1.2  Tujuan
1.      Mahasiswa mampu mensintesis beberapa macam ester.
2.      Mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.
3.      Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.
4.      Mengenal bau khas beberapa macam ester.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.      Sintesis ester  dapat dilakukan dengan pencampuran suatu asam benzoat dengan suatu alkohol dengan ditambahkan katalisnya.
2.      Konsentrasi alkohol dapat mempengaruhi reaksi pembuatan ester, volume berlebih akan menyebabkan ester yang dihasilkan lebih banyak.
3.      Konsentrasi asam benzoat dapat mempengaruhi reaksi pembuatan ester, volume berlebih akan menyebabkan ester yang dihasilkan lebih banyak.
4.      Ester memiliki bau khas, yaituu aroma buah-buahan.

5.2 Saran
            Dalam melakukan praktikum ini penting memperhatikan prosedur kerja untuk ketetapan hasil praktikum agar hasilnya tidak salah, agar tidak terjadi pengulangan. Serta hati-hati dalam melakukan pemanasan agar alat yang digunakan tidak rusak atau pecah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar