LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh :
Nama : Eliza Noviani
Npm : E1G015010
Prodi : Teknologi Industri
Pertanian
Kelompok : 3 (Tiga)
Hari/Jam : Kamis/ 12.00 Wib
Tanggal : 28 April 2016
Ko-Ass : Rakha Satya Idsan
Tita Novita
Dosen : Ir. Hasanuddin, Msc
Obyek
Praktikum : ALGA DAN GANGGANG
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Alga
adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan
fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti
yang dimilliki tumbuan (akar, batang, daun, dan sebagainya), karena itu, alga
pernah digolongkan juga sebagai tumbuhan bertalus. Istilah anggang pernah
dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti
Hydrlla, dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak
lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendri, namun
dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan
demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri (Mitchell, 2012).
Alga
atau ganggang merupakan tumbuhan yang belum memiliki akar, batang, dan daun
yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof.
Alga hidup di tempat-tempat yang berair, baik air tawar maupun air laut dan
tempat-tempat yang lembab. Alga atau ganggang merupakan sumber daya nabati
sebagai bahan kebutuhan hidup manusia (Bold dan Wynne, 1978).
Ada
beberapa macam pigmen yang terdapat pada alga, diantaranya adalah fikosianin =
warna biru, xantofil = warna kuning, karoten = keemasan, fikosantin = warna
pirang, fikoeritrin = warna merah. Berdasarkan perbedaan pigmen tersebut, alga
dibedakan menjadi empatdivisi, yaitu Chlorophyta (alga hijau), Chrysophyta
(alga keemasan), Phaeophyta (alga pirang), dan Rhodophyta (alga merah) (Rasyid,
2004).
1.2
Tujuan
1. Mengamati
berbagai bentuk morfologi alga.
2.
Mengamati perbedaan
beberapa kelompok alga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alga merupakan tumbuhan talus yang
hidup d air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati
habitat yang lembab atau basah. Yang hidup di air ada yang bergerak aktif dan
ada yang tidak (Tjitrosoepomo, 1981).
Alga merupakan eukariotik merupakan
organisme yang mengandung satu pigmen atau lebih klorofil ditamba pigmen-pigmen
yang kita kenal sebagai karotenoid dan biloprotein. Dalam sistem 5 kingdom,
alga bukan nama takson dan tidak masuk dalam kingdom plantae. Alg masuk dalam
kingdom protista, karena mempunyai ciri-ciri tubuh tersusun dari satu atau
banyak sel, yang tidak berdiferensiasi membentuk jaringan khusus (Jati, Wijaya,
2007).
Alga adalah sekelompok organisme
autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga
bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimilliki tumbuan
(akar, batang, daun, dan sebagainya), karena itu, alga pernah digolongkan juga
sebagai tumbuhan bertalus. Istilah anggang pernah dipakai bagi alga, namun
sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan
sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrlla, dalam taksonomi
yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu
kelompok divisi atau kelas tersendri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan
fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu
kelompok takson tersendiri (Blatchley, 2012).
Alga biru-hijau kini dimasukkan
sebagai bakteri sehingga dinamakan Cyanobacteria, dengan demikian, sebutan
“alga” menadi tidak valid. Cyanobacteria memiliki struktur sel prokariotik
seperti halnya bakteri, namun mampu melakukan fotosintesis langsung karena
memiliki klorofil. Sebelumnya alga ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan
Monera. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ia lebih
banyak memiliki karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri
benar (Eubacteria). Sebagai tambaha, beberap akelompok organisme yang
sebelumnya dimasukkan sebagai bakteri, sekarang malah dipisahkan menjadi
kerajaan tersendiri, Archaea.
Jenis-jenis alga lainnyamemiliki struktur sel eukariotik dan mampu berfotosintesis,
entah dengan klorofil maupun dengan pigmen-pigmen lain yang membantu dalam
asimilasi energi (Kirby, 2010).
Semua alga atau ganggang memerlukan
lingkungan yang basah untuk melakukan proses-proses hidupnya secara aktif
tetapi banyak yang beralih ke dalam keadaan tidur yaitu tetap hidup serta tidak
melakukan pertumbuhan dan perkembangbiakan (Soemarwoto, 1980).
BAB III
METODOLOGI
2.1
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan :
·
Mikroskop
·
Lampu spirtus
·
Pipet tetas
·
Gelas objek
·
Gelas penutup
Bahan yang digunakan:
·
Air sawah
·
Air cucian piring
·
Air comberan
·
Alkohol 70 %
3.2 Prosedur Kerja
1. Menaruh satu tetes suspensi alga
pada gelas objek dan tutup dengan gelas penutup.
2. Mengamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran 100-400 kali.
3. Menggambar morfologi alga yang
ditemui. Memberi keterangan bagian-bagian
yang ditemukan dan perkiraan jenis alga.
4. Mengamati perbedaan masing-masing
alga.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum alga atau ganggang
ini kami melakukan percobaan dan pengamatan alga pada 3 sampel air, yaitu air
sawah, air cucian piring, dan air coberan. Adapunhasil yang kami dapatkan dari
percobaan ini ialah sebagao berikut.
Pada air sawah kami melakukan
percobaan dengan cara meneteskan air sawah pada gelas objek, lalu menutupnya
dengan gelas penutup, dan selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 100-400- kali. Hasilnya ialah terlihat alga yang berbentuk seperti
benang, memanjang, dan berpilin.
Pada air cucian piring kami juga
melakukan percobaan dengan meneteskan sampel air pada gelas objek, lalu
menutupnya dengan gelas penutup, dan selanjutnya mengamatinya dibawah
mikroskoop. Yang kami lihat di air cucian piring tersebut tidak terdapat alga
namun kami menemukan bakteri yang bergerak di sampel air tersebut.
Pada air comberan kami melakukan
perlakuan yang sama terhadap sampelnya yaitu meneteskan pada gelas objek, lalu
mentupnya dengan gelas penutup, kemudian mengamatinya di bawah mikroskop. Yang
terlihat ialah alga berbentuk seperti batang dengan ntubuhnya terapat flagel
sebagai alat gerak.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Terdapat
berbagai bentuk morfologi alga, diantaranya ialah berbentk seperti benang,
batang, lonjong, cakram, bulat serta lain sebagainya.
2. Terdapat
pula perbedaan di antara beberapa kelompok alga, misalnya pada perbedaan
berikut :
Chrysophyta : alga multiseluler dan uniseluler
Phyrrophyta : bersel satu dan punya dinding sel
Ehlorophyta : bersel satu
Phaeophyta : reproduksi vegetatif dan generatif
Rhodophyta : hidup di laut
5.2
Saran
Saran yang dapat say asampaikan berkenaan dengan praktikum yang
dilaksanakan ini ialah dibutuhkan ketelitian dalma mengamati dan
mngidentifikasi objek yang sedang diamati dengan menggunakan mikroskop, maka
disarankan untuk meningkatkan dan memaksimalkan ketelitian dalam melakukan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Blatchley,
W.S. 2012. Protist. Indianapolis :
The Nature Publishing Co.
Jati,
Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran
Biologi untuk SMA/MA. Jakarta : Ganeca.
Kirby, W.F. 2010. Marine of Allgae. London : British Museum.
Soemarwoto, Idjah.
1980. Biologi Umum. Jakarta : Yayasan Studi Kurikulum.
Tjitrosoepomo, G. 1981.
Taksonomi Tumbuhan. Jakarta : Bharata
Karya Aksara.
Terima kasih...atas kebaikan....saya mengucapkan terima kasih kepada saudara yang telah membantu saya menyelesaikan terkait dengan mata kuliah praktikum biologi.....ahir kata...semangat berjuang
BalasHapus