Senin, 05 Desember 2016

Laporan Praktikum Kimia Anorganik 2 Cara-cara Menyatakan Konsentrasi Larutan



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

Description: logo unib.jpg
DISUSUN OLEH :
NAMA                          : ELIZA NOVIANI
NPM                              : E1G015010
PRODI                          : TEKNOLOGI INDUSTRI
   PERTANIAN
KELOMPOK/SIFT      : 1 (SATU)
HARI/JAM                             : KAMIS/ 08.00 WIB
TANGGAL                            : 05 NOVEMBER 2015
KO-ASS                        : RENDI ANDRIAN
DOSEN                         : Drs. SYAFNIL, M.Si
OBYEK PRAKTIKUM         : CARA-CARA MENYATAKAN  
  KONSENTRASI   LARUTAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kata larutan (solution) sering kita dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut  (solvent). Fase larutan dapat berupa fase gas, cair, atau fase padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut,larutan gula dalam air, dan lain-lain. Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya. Konsentrasi larutan dapat didefinisikan sebagai perbandingan zat terlarut dengan larutan dan perbandingan zat terlarut dengan pelarut.
Adapun larutan di dalam air dinamakan aqueous solution. Biasanya kita mengambil zat yang banyak sebagai pelarut dan yang sedikit sebagai zat terlarut. Karena fase yang ada berupa zat padat, cair, dan gas, maka dikenal ada sembilan kemungkinan larutan.

1.2  Tujuan
1.      Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.
2.      Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen. Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat, % W/W, persen volume % V/V, persen berat-volume %W/V, gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram zat terlarut dalam satu milliliter larutan, parts per mllion, ppm (bagian per sejuta), parts per billion, ppb (bagian per milliard).  Cara menyatakan konsentrasi  dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan (N), keformalan (F), kemolalan (m) dan fraksi mol (Oxtoby,G.2001).
Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom, ataupun ion dari dua zat atau lebih.Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun (Keenan, 1999).
Menyebutkan komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup memberikan larutan secara lengkap, informasi tambahan diperlukan, yaitu konsentrasi larutan.banyak cara untuk memerikan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas zat pelarut (Ralph,1990).


BAB III
METODOLOGI


3.1 Alat dan Bahan



·         Alat
1.      Pipet ukur
2.      Pipet gondok
3.      Neraca analitik
4.      Botol semprot
5.      Kaca arloji
6.      Labu ukur
7.      Bola hisap
8.      Sikat tabung reaksi
9.      Corong

·         Bahan
1.      H2SO4
2.      NaCl
3.      NaOH
4.      Etanol
5.      KIO3
6.      HCL
7.      Asam oksalat
8.      Urea


3.2 Cara Kerja
3.2.1  Membuat larutan NaCl 1%
Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian melarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.2  Membuat larutan etanol 5%
Memipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian memasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
3.2.3  Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
Menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian memasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, melarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).


3.2.4  Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
Memipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
v  Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya menambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
3.2.5  Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol)
Memipet sebanyak 0,415 ml HCL 37% dengan pipet ukur, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2SO4. 2 H2O. 126 gram/mol)
Menimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.7  Membuat larutan 1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)
Menimbang 0,2 gram NaOH, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.8  Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. urea 60 gram/mol)
Menimbang 0,1086 gram urea, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
1.      Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan dengan aquads di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
2.      Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet sebanyak 50 ml etanol absolut dengan pipet ukur. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquads sampai tanda batas
3.      Membuat larutan 0,01 M KIO3
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan dilarutkan dengan aquades sampai tanda batas
4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
5.      Membuat Larutan 0,1 N HCl
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
7.      Membuat Larutan 1 N NaOH
Ditimbang 0,2 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
8.      Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
Ditimbang 0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.


4.2 Pembahasan
1.      Membuat larutan NaCl 1 %
Dik : W=0,5 gram, V=50 ml
Dit : Berapa persen berat per volume (% W/V) larutan NaCl ?
Jawab :
% W/V=  x 100 %
=  x 100 % = 1 %

2.      Membuat larutan etanol 5 %
Dik : zat terlarut = 2,5 ml, larutan=50 ml
Dit : Berapa persen volume larutan etanol?
Jawab :
     % V/V=  x 100 %
                 =  x 100 % = 5 %

3.      Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gram/mol)
Dik :m=0,107 gram,  V=50 ml = 0,05 L
Dit : Berapa molaritas KIO3(Mr 214 gram/mol) ?
Jawab :
n =                  M =

n =  = 0,0005                         =  = 0,01 M        

4.      Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gram /mol)
Dik : M = 0,1,  Mr H2SO4 = 98 gram/mol
              L terlarut = 0,5 ml,  L larutan = 50 ml = 0,05 L
Dit : Berapa massa H2SO4 ?
Jawab :
M =
0,1 =
Gram zat terlarut (m) = 0,1 x 4,9 = 0,49 gram

5.      Membuat larutan 0,1 N HCl (Mr 36,5 gram/mol)
Dik : v zat terlarut 0,415 HCl 37 %, 
        Mr HCl 36,5 gram/mol, L larutan 50 ml
Dit : Berapa Normalitas HCl?
Jawab :
N =
Ek = gram zat terlarut/BE
BE =  =  = 36,5
Ek = 0,15355/36,5 = 0,0042
N =  =  = 0,08

6.      Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol)
     Dik : m zat terlarut= 0,3151 gram, Mr 126 gram/mol), L larutan= 50 ml
Dit : Berapa normalitas H2C2O4 ?
 Jawab :
 N =
     Ek = gram zat terlarut/BE
BE = =  = 63,
N =  x
        =  x  = 0,1 N

7.      Membuat larutan 1 N NaOH (Mr 40 gram/mol)
Dik : m zat terlarut = 0,2, Mr NaOH= 40, L larutan = 50 ml = 0,05 L
Dit : Berapa Normalitas (N) NaOH ?
Jawab :
N =
Ek = gram zat terlarut/BE
BE =  =  = 40
N =  x
        =  x  =1 N

8.      Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr urea 60 gram/mol)
Dik : massa zat terlarut adalah 0,1086 gram =108,6 miligram
              Mr urea = 60 gram/mol, L larutan = 50 ml = 0,05 L
Dit : Hitunglah nilai ppm Nitrogen (N2) ?
Jawab
Ppm =  =  = 2172
Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Prakikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata faktor human error atau kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan. 





BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
           Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut di dalam sejumlah larutan tertentu. Berbagai macam satuan konsentrasi larutan dapat digunakan untuk menjelaskan secara kuantitatif jumlah relatif dari zat terlarut dan pelarut. Berbagai satuan konsentrasi larutan antara lain : Persen Berat (% w/w); Persen Volume (% v/v); Persen Berat per Volume (% w/v); Part Permillion (ppm) & Part Perbillion (ppb); Fraksi Mol (Fx); Molaritas (M); Molalitas (m); dan Normalitas (N).
Pembuatan larutan dari bahan zat padat dan bahan zat cair dengan berbagai konsentrasi dapat dilakukan dengan perlakuan secara langsung dengan pelarutnya yang sesuai. Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara, yaitu massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan dan massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.

5.2 Saran
      Dalam Hal ini perlu kita lebih teliti untuk mengukur suatu zat yang terdapat dalam kandungan senyawan dan juga perlu kita menghafal rumus-rumus untuk menghitung suatu zat senyawa tersebut.



BAB VI
JAWAB PERTANNYAAN

1.        80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Diketahui  : Mr H2SO4  98 g/mol Mr Air (H2O) 18 g/mol
BJ H2SO4  1.303 g/ml                              BJ air 1 g/ml
Konsentrasi H2SO4 100%
Tanya:      a. Persen berat
                        b. Molalitas
                        c. Molaritas
                        d. Fraksi Mol zat terlarut
                        e. Fraksi mol pelarut
2. Lengkapi tabel di bawah ini
Zat
Terlarut
Gram Zat
terlarut
Mol Zat
Terlarut
Volume
Larutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29 mol
B. 0,241 L
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0.36 mol
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,688 mol/L
KBr
G. 49,98


0,42
H. 0,756 L


1,8

Jawaban
No 1
A.    Persen Berat = masa zat terlarut  x 100%   =  80 x 100%
                              Massa pelarut                       120
                        = 8000 / 120 = 66,69 %
B.     Molalitas ( m ) = mol zat terlarut   =  98 gram / mol
Kg pelarut              0,12 kg   = 816,67 mol / 1000 gram

C.     Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
            Liter larutan
               V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
               V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
               V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
                M =   98 mol    =  540,27 mol / l
                        0,18139 l

D.      Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816             Mol pelarut = 6,67
٭ X = jumlah mol terlarut   =  0,816  = 0,109
                        jumlah mol larutan         7,48
٭X = Jumlah mol pelarut  =  6,67  = 0,89
                        jumlah mol larutan       7,48

No 2

A.    Mol zat terlarut = massa / Mr  = 25 / 85 = 0,29
B.      M = mol zat terlarut
                  Liter larutan
       1,2 =      0,29
                 liter larutan
        Liter larutan = 0,29 / 1,2  = 0,241 L = 241, 167 ml
C.      Mol = massa zat terlarut
                               Mr
            0,368 = massa terlarut / 85
            massa terlarut = 31,28 gram
D.    M = mol zat terlarut
               Liter larutan
      0,023 = mol / 16
         mol = 0,368

E.     Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr

                                = 91 / 119 = 0,76 mol
F.      M = Mol zat terlarut
               Liter larutan
            = 0, 76 mol / 0,45 l = 1,688 mol / l
G.    Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                                Mr
                        0,42     = Gram terlarut / 119
                        gram terlarut = 49,98 gram
H.    M = mol zat terlarut
                         Liter larutan
1,8 = 0,42 / liter larutan
liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 756 L


















DAFTAR PUSTAKA


Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung
            Mangkurat : Banjar Baru
Keenan, CW. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.               
Oxtoby,G.2001.Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Erlangga:Jakarta
Ralph H. 1990. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Erlangga. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar