Kamis, 08 Desember 2016

Laporan DAsar-dasar Mikrobiologi Sterilisasi Alat-alat Laboratorium



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh :
Nama                           : Eliza Noviani
Npm                            : E1G015010
Prodi                           : Teknologi Industri
   Pertanian
Kelompok                   : 3 (Tiga)
Hari/Jam                      : Kamis/ 12.00 Wib
Tanggal                       : 17 Maret 2016
Ko-Ass                        : Rakha Satya Idsan
                                                              Tita Novita
Dosen                          : Ir. Hasanuddin, Msc
Obyek Praktikum        : STERILISASI ALAT-ALAT
  LABORATORIUM


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para mikrobiolog memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur  murni. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan.  Adapun peralatan yang umumnya digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi antara lain : Media yaitu; cair, semi solid, solid (agak miring (siant), agak tegak (deep), agak cawan(plate)) dan peralatan yaitu;  autoklaf, tabung kultur, cawan petri, jarum inokulasi, pipet, waterbath, inkubator, dan lemari pendingin (Suriawira,2005)
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Hadioetomo, 1993).
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan  dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang  mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. Dalam praktikum ini kami mencoba mempelajari bagaimana cara mensterilisasi alat-alat yang nantinya dipakai untuk bekerja di dalam laboratorium mikrobiologi. Kami mencoba untuk melakukan sterilisasi guna bekal untuk keberhasilan dalam menumbuhkan suatu biakan koloni mikroorganisme yang diinginkan.

1.2 Tujuan
1.      Mahasiswa mengenal bermacam tehnik sterilisasi.
2.      Mahasiswa mampu mensterilkan bebagai jenis bahan dan alat.
3.      Mahasiswa terampil membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
Sterilisasi ada beberapa cara diantaranya sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170-1800C  dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Di lain pihak, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan mengunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan (Ratna, 1993).
Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu pembersihan, sinar matahari, sinar
ultraviolet, sinar-x, sinar-gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih (menggodog), pemanasan dengan uap air yang mengalir, dengan uap air bertekanan (autoklaf), dan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya pasteurisasi, tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan penyaringan (filtrasi), dan dengan menggunakan zat kimia (desinfektan). (Indan, 2003).

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Petridis
Erlenmeyer 250 ml
Erlenmeyer 100 ml
Lampu spritus
Tabung reaksi
Termometer
Sudip
Dirigen
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas penutup
Gelas objek
Labu ukur
Mortar
Alkohol
Oven
Fenol
Na3PO4



3.2 Prosedur Kerja
A. Alat-alat gelas yang sudah dipakai
1.    Buang kotoran ke tempat sampah.
2.    Rebus alat-alat gelas dalam air mendidih selama 15 menit. Untuk pipet dapat didisinfeksi dengan larutan fenol 5 %.
3.    Cuci dengan sabun/deterjen dan bilas dengan air bersih.
4.    Rendam alat-alat tersebut dengan larutan Na3PO4 1% selama 15 menit.
5.    Bilas dengan air bersih dan rendam lagi dengan larutan HCl 1% selama 3 jam.
6.    Bilas lagi dengan air bersih kemudian dengan aquades, dan tiriskan pada rak.
B. Pembersihan gelas objek dan gelas penutup secara praktis
1.    Basahkan kapas atau tissue dengan alkohol 70%, digosokkan perlahan pada permukaan atas dan bawah gelas objek dan gelas penutup. Lewatkan beberapa detik diatas nyala api spiritus.
2.    Keringkan dan gosok perlahan dalam jepitan kertas tissue atau lap halus.

C. Sterilisasi alat-alat logam
Alat-alat logam tahan panas seperti pinset, jarim ent, jarum ose, atau pisau skalpel dicelupkan kedalam alkohol 95%, lalu dipanaskan diatas nyala api lampu spiritus sampai meijar. Celupkan sekali lagi dan pijarkan lagi.
Alat-alat logam yang tidak tahan panas cukup dicelup dengan alkohol 95% dan dilewatkan diatas nyala api spiritus sampai alkoholnya mengering.
D. Sterilisasi alat-alat dari gelas, logam dan kertas saring
1.    Alat-alat yang telah dicuci dikeringkan. Cawan petri dibungkus dengan kertas. Tabung reaksi dan pipet hisap disumbat dengan kapas dan dibungkus dengan kertas. Kertas saring dimasukkan kedalam cawan petri kemudian dibungkus kertas. Skalpel, pinset atau jarum ose dibungkus kertas.
2.    Semua alat dimasukkan ke dalam oven, susun dengan rapi.
3.    Pasang steker dan hidupkan listrik. Atur posisi suhu pada 165ºC dan timer pada posisi 2 jam.
4.    Setelah selesai disterilkan tunggu sampai dingin, baru dikeluarkan dari oven.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1              Hasil Pengamatan































4.2 Pembahasan
Sterilisasi dalam bidang mikrobiologi merupakan suatu upaya atau metode yang bertujuan untuk membebaskan alat-alat atau bahan/sampel secara lengkap dari kontaminasi segala macam bentuk kehidupan mikroorganisme lain.
Sterilisasi ini penting dilakukan dalam praktikum mikrobiologi, hal ini dikarenakan agar bahan atau peralatan yang digunakan tersebut tidak didapatkan kehadiran mikroorganisme lain yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu atau merusak media ataupun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan sehingga pelaksanaan percobaan ini dapat berjalan dengan lancar.
Ada beberapa cara di dalam melakukan sterilisasi, yakni sterilisasi secara fisik, sterilisasi secara mekanik dan sterilisasi secara kimiawi namun pada prinsipnya proses sterilisasi mikroorganisme dilakukan dengan cara pemanasan berulang kali hal ini memanaskannya agar spora mikroorganisme tersebut mati.
Selain itu, dalam pengerjaan hal-hal yang berkaitan dengan mikroorganisme, bukan hanya alat yang perlu disterilkan, tapi juga telapak tangan kita agar tidak melakukan kontaminasi terhadap alat-alat yang kita pegang. Untuk itu digunakan alkohol yang disemprotkan dengan hand sprayer. Alkohol disemprotkan secukupnya, kemudian kita harus memastikan seluruh permukaan telapak tangan telah terbalut alkohol. Hal ini dilakukan agar telapak tangan kita benar-benar steril.
















BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
1.      Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekanik.Sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air panas
dengan tekanan tinggi dengan temperatur uap 1210C. Sterilisasi secara
kimia menggunakan desinfektans, larutan alkohol, larutan formalin latutan
AMC, karena dapat membunuh mikroba dengan tekanan osmotiknya.
Sterilisasi secara mekanik yaitu menggunakan saringan atau filter.
2.      Adapun teknik atau cara sterilisasi yaitu menyiapkan alat gelas kemudian
membungkus alat tersebut dan memasukkan ke dalam oven / autoclave / bunsen dan pada akhirnya alat siap untuk digunakan.
3.      Keterampilan dalam mensterilisasi ini dapat di latih dengan cara yang baik dan benar.

5.2 Saran
Diharapkan untuk selanjutnya, percobaan ini dipraktekkan secara menyeluruh dan benar agar praktikan dapat mengetahui teknik sterilisasi yang baik dan benar.






DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta.Gramedia Pustaka Utama.
Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung. PT.Citra Aditya
Bakti.
Lay dan Hatowo. 1992. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Ratna. 1985. Mikrobiologi Dasar. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung. Angkasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar