LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh :
Nama : Eliza Noviani
Npm : E1G015010
Prodi : Teknologi Industri
Pertanian
Kelompok : 3 (Tiga)
Hari/Jam : Kamis/ 12.00 Wib
Tanggal : 17 Maret 2016
Ko-Ass : Rakha Satya Idsan
Tita Novita
Dosen : Ir. Hasanuddin, Msc
Obyek
Praktikum : STERILISASI ALAT-ALAT
LABORATORIUM
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur
murni, para mikrobiolog memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha
mendapatkan kultur murni. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium
merupakan unsur penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium
pun haruslah steril agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan
mikroorganisme dan hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan
atau peralatan yang akan digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak
diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang
diinginkan. Adapun peralatan yang umumnya digunakan di dalam laboratorium
mikrobiologi antara lain : Media yaitu; cair, semi solid, solid (agak miring
(siant), agak tegak (deep), agak cawan(plate)) dan peralatan yaitu; autoklaf,
tabung kultur, cawan petri, jarum inokulasi, pipet, waterbath, inkubator, dan
lemari pendingin (Suriawira,2005)
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama
kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda
telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan
peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan
menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang
efektif (Hadioetomo, 1993).
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama
– sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi
basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau
sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau
radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium
mikrobiologi ialah yang menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganime hidup di segala tempat
(tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan
mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh
suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya
mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang
tersusun dari sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Steril merupakan syarat mutlak
keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi,
diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna, dalam
arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media.
Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala
bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk
mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu
dengan cara fisik dengan panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan
senyawa-senyawa kimia. Dalam praktikum ini kami mencoba mempelajari bagaimana
cara mensterilisasi alat-alat yang nantinya dipakai untuk bekerja di dalam
laboratorium mikrobiologi. Kami mencoba untuk melakukan sterilisasi guna bekal
untuk keberhasilan dalam menumbuhkan suatu biakan koloni mikroorganisme yang
diinginkan.
1.2
Tujuan
1. Mahasiswa
mengenal bermacam tehnik sterilisasi.
2. Mahasiswa
mampu mensterilkan bebagai jenis bahan dan alat.
3. Mahasiswa
terampil membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat
berkembang baik. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas
yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa
pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi.
Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk
paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
Sterilisasi ada beberapa cara
diantaranya sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang
pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak
akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara
panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170-1800C
dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk
beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti
pada saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat
(dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan
bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau
sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering
atau sterilisasi kering. Di lain pihak, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan
mengunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang
disterilkan (Ratna, 1993).
Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu
pembersihan, sinar matahari, sinar
ultraviolet,
sinar-x, sinar-gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-macam cara sterilisasi
dengan pemanasan yaitu pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas
(dry heat oven), merendam dalam air mendidih (menggodog), pemanasan dengan uap
air yang mengalir, dengan uap air bertekanan (autoklaf), dan cara sterilisasi
benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya pasteurisasi, tyndalisasi,
dengan pengeringan, dengan penyaringan (filtrasi), dan dengan menggunakan zat
kimia (desinfektan). (Indan, 2003).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Petridis
Erlenmeyer 250 ml
Erlenmeyer 100 ml
Lampu spritus
Tabung reaksi
Termometer
Sudip
Dirigen
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas penutup
Gelas objek
Labu ukur
Mortar
Alkohol
Oven
Fenol
Na3PO4
3.2
Prosedur Kerja
A.
Alat-alat gelas yang sudah dipakai
1. Buang
kotoran ke tempat sampah.
2. Rebus
alat-alat gelas dalam air mendidih selama 15 menit. Untuk pipet dapat
didisinfeksi dengan larutan fenol 5 %.
3. Cuci
dengan sabun/deterjen dan bilas dengan air bersih.
4. Rendam
alat-alat tersebut dengan larutan Na3PO4 1% selama 15
menit.
5. Bilas
dengan air bersih dan rendam lagi dengan larutan HCl 1% selama 3 jam.
6. Bilas
lagi dengan air bersih kemudian dengan aquades, dan tiriskan pada rak.
B.
Pembersihan gelas objek dan gelas penutup secara praktis
1. Basahkan
kapas atau tissue dengan alkohol 70%, digosokkan perlahan pada permukaan atas
dan bawah gelas objek dan gelas penutup. Lewatkan beberapa detik diatas nyala
api spiritus.
2. Keringkan
dan gosok perlahan dalam jepitan kertas tissue atau lap halus.
C.
Sterilisasi alat-alat logam
Alat-alat
logam tahan panas seperti pinset, jarim ent, jarum ose, atau pisau skalpel
dicelupkan kedalam alkohol 95%, lalu dipanaskan diatas nyala api lampu spiritus
sampai meijar. Celupkan sekali lagi dan pijarkan lagi.
Alat-alat
logam yang tidak tahan panas cukup dicelup dengan alkohol 95% dan dilewatkan
diatas nyala api spiritus sampai alkoholnya mengering.
D.
Sterilisasi alat-alat dari gelas, logam dan kertas saring
1. Alat-alat
yang telah dicuci dikeringkan. Cawan petri dibungkus dengan kertas. Tabung
reaksi dan pipet hisap disumbat dengan kapas dan dibungkus dengan kertas.
Kertas saring dimasukkan kedalam cawan petri kemudian dibungkus kertas.
Skalpel, pinset atau jarum ose dibungkus kertas.
2. Semua
alat dimasukkan ke dalam oven, susun dengan rapi.
3. Pasang
steker dan hidupkan listrik. Atur posisi suhu pada 165ºC dan timer pada posisi
2 jam.
4. Setelah
selesai disterilkan tunggu sampai dingin, baru dikeluarkan dari oven.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan
4.2 Pembahasan
Sterilisasi dalam bidang
mikrobiologi merupakan suatu upaya atau metode yang bertujuan untuk membebaskan
alat-alat atau bahan/sampel secara lengkap dari kontaminasi segala macam bentuk
kehidupan mikroorganisme lain.
Sterilisasi ini penting dilakukan
dalam praktikum mikrobiologi, hal ini dikarenakan agar bahan atau peralatan
yang digunakan tersebut tidak didapatkan kehadiran mikroorganisme lain yang
tidak diinginkan yang dapat mengganggu atau merusak media ataupun mengganggu
kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan sehingga pelaksanaan percobaan ini
dapat berjalan dengan lancar.
Ada beberapa cara
di dalam melakukan sterilisasi, yakni sterilisasi secara fisik, sterilisasi
secara mekanik dan sterilisasi secara kimiawi namun pada prinsipnya proses
sterilisasi mikroorganisme dilakukan dengan cara pemanasan berulang kali hal
ini memanaskannya agar spora mikroorganisme tersebut mati.
Selain itu, dalam pengerjaan hal-hal
yang berkaitan dengan mikroorganisme, bukan hanya alat yang perlu disterilkan,
tapi juga telapak tangan kita agar tidak melakukan kontaminasi terhadap
alat-alat yang kita pegang. Untuk itu digunakan alkohol yang disemprotkan
dengan hand sprayer. Alkohol disemprotkan secukupnya, kemudian kita harus
memastikan seluruh permukaan telapak tangan telah terbalut alkohol. Hal ini
dilakukan agar telapak tangan kita benar-benar steril.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Metode
sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekanik.Sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air panas
dengan tekanan tinggi dengan temperatur uap 1210C. Sterilisasi
secara
kimia menggunakan desinfektans, larutan alkohol, larutan formalin latutan
AMC, karena dapat membunuh mikroba dengan tekanan osmotiknya.
Sterilisasi
secara mekanik yaitu menggunakan saringan atau filter.
2. Adapun
teknik atau cara sterilisasi yaitu menyiapkan alat gelas kemudian
membungkus
alat tersebut dan memasukkan ke dalam oven / autoclave / bunsen dan pada
akhirnya alat siap untuk digunakan.
3. Keterampilan
dalam mensterilisasi ini dapat di latih dengan cara yang baik dan benar.
5.2 Saran
Diharapkan untuk selanjutnya, percobaan ini
dipraktekkan secara menyeluruh dan benar agar praktikan dapat mengetahui teknik
sterilisasi yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan.
Jakarta.Gramedia Pustaka Utama.
Indan. 2003. Mikrobiologi
dan Parasitologi. Bandung. PT.Citra Aditya
Bakti.
Lay dan Hatowo. 1992. Analisis
Mikroba di Laboratorium. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Ratna. 1985. Mikrobiologi Dasar. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.
Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung. Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar