LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh :
Nama : Eliza Noviani
Npm : E1G015010
Prodi : Teknologi Industri
Pertanian
Kelompok : 3 (Tiga)
Hari/Jam : Kamis/ 12.00 Wib
Tanggal : 28 April 2016
Ko-Ass : Rakha Satya Idsan
Tita Novita
Dosen : Ir. Hasanuddin, Msc
Obyek
Praktikum : PROTOZOA
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Protozoa
secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani,
yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah
hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan
dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur
karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari
jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah (Ezenwa, 2014).
Alga
adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki
"organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar , batang, daun, dan
sebagainya), karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan
bertalus. Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan
yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla, dalam taksonomi yang banyak
didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok
divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta
yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson
tersendiri (Mitchell, 2012).
Oleh
karena itu praktikum ini penting dilakukan karena untuk mengetahui bagaimana
cara mengamati atau mengidentifikasi serta mengetahui struktur dan ciri-ciri
pada protozoa dan alga.
1.2
Tujuan
1. Mengamati
berbagai morfologi protozoa.
2. Mengamati
perbedaan kelompok protozoa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filum protozoa merupakan hewan yang
tubuhnya terdri dari satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang
berarti “hewan yang pertama” (proto = awal, zoon = hewan). Hewan filum ini
hidup di daerah lembab, misalnya di air tawar, air laut, air payau, dan tanah,
bahkan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa ada yang hidup bebas, komensal
maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang hidup individual (soliter)
dan ada pula yang membentuk koloni (Yusminah, 2007).
Protozoa secara umum dapat
dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos
artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat
dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan
protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan
merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan
klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang
mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan
memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa
genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan
tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dariprokariot karena
ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari
algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak
aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak
dapat membentuk badan buah (Manwell, 2012).
Protozoa adalah organisme-organisme
heterotrofik yang ditemukan di semua habitat utama. Sebagian di antaranya hidup
bebas, sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan.
Sebagaian protozoa juga menjalani gaya hidup simbiotik berupa komensalisme dan
mutualisme. Protozoa parasitik menyebabkan beberapa penyakit manusia yang
paling tersebar luas dan membahayakan. Pada umumnya, reproduksi protozoa adalah
aseksual, tetapi terjadi juga pola-pola seksual yang kompleks (Fried H George, 2006).
Protozoa adalah hewan-hewan bersel
tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal
hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa
merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka
berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu selular tetapi keseluruhan
organisme itu dibungkus dengan satu plasma membrane. Protozoa itu kecil,
berukuran kurang dari sepuluh micron dan, walaupun jarang ada yang mencapai 6
milimeter (Rohmimohtarto, 2007).
Protozoa membentuk suatu subkerajaan
dari kerajaan protista dalam klasifikasi lima kerajaan makhluk-makhluk hidup (Monera,
protista, Plantae, Fungi, dan Animalia). Mereka lebih primitive dari
hewan. Bagaimanapun kompleks badan-badan mereka dan banyak dari mereka sangat
kompleks, semua struktur berbeda tersebut berada di dalam satu sel. Tetapi
beberapa protozoa mempunyai stadium di dalam siklus hidupnya di mana tidak ada
dinding-dinding sel diantara nukleit, dan beberapa spesies membentuk koloni-koloni
yang berenang sebagai satu unit dan berisi organisme somatic dan reproduktif
yang kelihatannya berbeda. Protozoa berukuran mikroskopik, hanya sedikit yang
dapat dilihat dengan mata telanjang. Beberapa flagelata berisi klorofil dan
oleh beberapa dianggap sebagai algae, banyak species protozoa yang tidak
berwarna, berbeda dari yang hijau karena tidak mempunyai kromator, namun
kehilangan kromator itu dapat dibuat secara eksperimental (Radiopoetro, 1996).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat
dan Bahan
Alat yang
digunakan :
·
Mikroskop
·
Gelas objek
·
Gelas penutup
·
Pipet tetes
·
Lampu spirtus
·
Patridish
Bahan yang
digunakan :
·
Air rendaman jerami 72
jam
·
Air kolam teratai
·
Alkohol 70 %
3.2
Prosedur
Kerja
1. Menyaring
air rendaman jerami dengan menggunakan saringan bertingkat 120 dan 325 mesh,
tampng di gelas piala.
2. Membersihkan
gelas objek dan gelas penutup dengan alkohol 70%.
3. Menaruh
1 tetes suspensi biakan pada gelas objek dan tutup dengan gelas penutup.
4. Mengamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 100-400 kali.
5. Menggambar
morfologi protozoa yang ditemui. Beri keterangan masing-masing bagian dan
perkiraan nama spesies/kelompok.
6.
Mengamati perbedaan
masing-masing protozoa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan


Air kolam teratai Air rendaman jerami
4.2 Pembahasan
Pada
praktikum protozoa ini kami melakukan pengamatan pada dua sampel air yaitu air
kolam teratai dan air rendama jerami selama 72 jam. Sebelum malaksanakan
percobaan atau penagmatan terlebih dahulu kami membersihkan gelas objek dan
gelas penutup dengan menggunakan alkohol 70% yg kemudian dibakar dengan
menggunakan lampu spirtus.
Pada percobaan pertama kami
melakukan percobaan pengamatan terhadap air kolam teratai. Pertama teteskan
suspensi air kolam teratai pada gelas objek dengan menggunakan pipet tetes,
kemudian di tutup menggunakan gelas penutup. Selanjutnya di amati dibawah
mikroskop. Terlihat adanya protozoa yang diduga Euglena viridis.
Euglena
viridis memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh
pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya
meruncing dengan satu bulu cambuk yang berfungsi sebagi alat gerak. Flagel
terbentuk di sisi reservoir Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna
merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang.
Pada
percobaan kedua, kami mengamati air rendaman jerami yang kami perlakukan sama
seperti pada percobaan yang pertama. Di bawah mikroskop terlihat adanya
protozoa yang di duga Paramecium sp.
Paramaecium memiliki tubuh yang
sebagian atau seluruhnya tertutupi oleh cilia atau rambut getar. Dimana
bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang. Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan
untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh.
Paramecium bergerak dengan kecepatan
1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan
dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
Bentuk sel
pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus
satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat
reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi. Memiliki vakuola denyut yang
terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan
mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul
atau membulat. Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya
ditengah.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Dari
pengamatan morfologi protozoa, di dapat hasil :
a.
Tubuh hewan ini
tersususn atas satu sel, ukuranya beberapa mikron sampai
milimeter.
b. Umumnya
hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni.
c. Pada umunya berkembang biak dengan
membelah diri.
d. Makananya berupa bakteri, hewan
bersel satu lainya atau sissi organisme.
2. Berdasarkan
alat geraknya Protozoa dapat dibedakan menjadi empat kelas yaitu Sarcodina
(kaki semu), Flagellata (buluh cambuk), Cilliata ( rambut getar) dan Sporozoa
(tidak memiliki alat gerak).
5.2 Saran
Adapun saran
saya yaitu: saat melakukan praktikum, sebaiknya semua praktikan lebih aktif dan
teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat mengamati beberapa jenis protozoa.
DAFTAR PUSTAKA
George H,
Fried, 2006. Biologi Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.
Hala,
Yusminah, 2007. Biologi Umum 2. Makassar:
UIN Alauddin Press.
Manwell,
R.D.2012. Introduction to Protozoology, second revised edition. New York : Dover Publications Inc.
Radiopoetro,
1986. Zoologi Avertebrata. Erlangga : Jakarta.
Rohmimohtarto,
2007. Zoologi Invertebrata. Pustaka:
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar