Kamis, 08 Desember 2016

Laporan Dasar-dasar Mikrobiologi Protozoa



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh :
Nama                           : Eliza Noviani
Npm                            : E1G015010
Prodi                           : Teknologi Industri
   Pertanian
Kelompok                   : 3 (Tiga)
Hari/Jam                      : Kamis/ 12.00 Wib
Tanggal                       :  28 April 2016
Ko-Ass                        : Rakha Satya Idsan
                                                              Tita Novita
Dosen                          : Ir. Hasanuddin, Msc
Obyek Praktikum        : PROTOZOA





LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.  Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah (Ezenwa, 2014).
            Alga adalah sekelompok organisme autotrof  yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar , batang, daun, dan sebagainya),  karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla, dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri (Mitchell, 2012). 
            Oleh karena itu praktikum ini penting dilakukan karena untuk mengetahui bagaimana cara mengamati atau mengidentifikasi serta mengetahui struktur dan ciri-ciri pada protozoa dan alga.

1.2  Tujuan
1.      Mengamati berbagai morfologi protozoa.
2.      Mengamati perbedaan kelompok protozoa.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Filum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdri dari satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto = awal, zoon = hewan). Hewan filum ini hidup di daerah lembab, misalnya di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa ada yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang hidup individual (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni (Yusminah, 2007).
            Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dariprokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah (Manwell, 2012). 
            Protozoa adalah organisme-organisme heterotrofik yang ditemukan di semua habitat utama. Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan. Sebagaian protozoa juga menjalani gaya hidup simbiotik berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa parasitik menyebabkan beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan membahayakan. Pada umumnya, reproduksi protozoa adalah aseksual, tetapi terjadi juga pola-pola seksual yang kompleks (Fried H George, 2006).
            Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu selular tetapi keseluruhan organisme itu dibungkus dengan satu plasma membrane. Protozoa itu kecil, berukuran kurang dari sepuluh micron dan, walaupun jarang ada yang mencapai 6 milimeter (Rohmimohtarto, 2007).
            Protozoa membentuk suatu subkerajaan dari kerajaan protista dalam klasifikasi lima kerajaan makhluk-makhluk hidup (Monera, protista, Plantae, Fungi, dan Animalia). Mereka lebih primitive dari hewan. Bagaimanapun kompleks badan-badan mereka dan banyak dari mereka sangat kompleks, semua struktur berbeda tersebut berada di dalam satu sel. Tetapi beberapa protozoa mempunyai stadium di dalam siklus hidupnya di mana tidak ada dinding-dinding sel diantara nukleit, dan beberapa spesies membentuk koloni-koloni yang berenang sebagai satu unit dan berisi organisme somatic dan reproduktif yang kelihatannya berbeda. Protozoa berukuran mikroskopik, hanya sedikit yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Beberapa flagelata berisi klorofil dan oleh beberapa dianggap sebagai algae, banyak species protozoa yang tidak berwarna, berbeda dari yang hijau karena tidak mempunyai kromator, namun kehilangan kromator itu dapat dibuat secara eksperimental (Radiopoetro, 1996).



BAB III
METODOLOGI

3.1  Alat dan Bahan
     Alat yang digunakan :
·         Mikroskop
·         Gelas objek
·         Gelas penutup
·         Pipet tetes
·         Lampu spirtus
·         Patridish

Bahan yang digunakan :
·         Air rendaman jerami 72 jam
·         Air kolam teratai
·         Alkohol 70 %

3.2  Prosedur Kerja
1.      Menyaring air rendaman jerami dengan menggunakan saringan bertingkat 120 dan 325 mesh, tampng di gelas piala.
2.      Membersihkan gelas objek dan gelas penutup dengan alkohol 70%.
3.      Menaruh 1 tetes suspensi biakan pada gelas objek dan tutup dengan gelas penutup.
4.      Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100-400 kali.
5.      Menggambar morfologi protozoa yang ditemui. Beri keterangan masing-masing bagian dan perkiraan nama spesies/kelompok.
6.      Mengamati perbedaan masing-masing protozoa.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil Pengamatan
            Description: 20160428_125701-1.jpg             Description: IMG_20160504_063315-1-1.jpg

                     Air kolam teratai                                 Air rendaman jerami



















4.2  Pembahasan
            Pada praktikum protozoa ini kami melakukan pengamatan pada dua sampel air yaitu air kolam teratai dan air rendama jerami selama 72 jam. Sebelum malaksanakan percobaan atau penagmatan terlebih dahulu kami membersihkan gelas objek dan gelas penutup dengan menggunakan alkohol 70% yg kemudian dibakar dengan menggunakan lampu spirtus.
            Pada percobaan pertama kami melakukan percobaan pengamatan terhadap air kolam teratai. Pertama teteskan suspensi air kolam teratai pada gelas objek dengan menggunakan pipet tetes, kemudian di tutup menggunakan gelas penutup. Selanjutnya di amati dibawah mikroskop. Terlihat adanya protozoa yang diduga Euglena viridis.
            Euglena viridis memiliki  tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk yang berfungsi sebagi alat gerak. Flagel terbentuk di sisi reservoir Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang.
Pada percobaan kedua, kami mengamati air rendaman jerami yang kami perlakukan sama seperti pada percobaan yang pertama. Di bawah mikroskop terlihat adanya protozoa yang di duga Paramecium sp.
          Paramaecium memiliki tubuh yang sebagian atau seluruhnya tertutupi oleh cilia atau rambut getar. Dimana bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang. Paramecium   memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh.
Paramecium   bergerak dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.




BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
1.      Dari pengamatan morfologi protozoa, di dapat hasil :
a.              Tubuh hewan ini tersususn atas satu sel, ukuranya beberapa mikron sampai
milimeter.
b.      Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni.
c.       Pada umunya berkembang biak dengan membelah diri.
d.      Makananya berupa bakteri, hewan bersel satu lainya atau sissi organisme.

2.      Berdasarkan alat geraknya Protozoa dapat dibedakan menjadi empat kelas yaitu Sarcodina (kaki semu), Flagellata (buluh cambuk), Cilliata ( rambut getar) dan Sporozoa (tidak memiliki alat gerak).

5.2    Saran
            Adapun saran saya yaitu: saat melakukan praktikum, sebaiknya semua praktikan lebih aktif dan teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat mengamati beberapa jenis protozoa.


DAFTAR PUSTAKA

George H, Fried, 2006.  Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Hala, Yusminah, 2007. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press.
Manwell, R.D.2012. Introduction to Protozoology, second revised edition. New York : Dover        Publications Inc.
Radiopoetro, 1986. Zoologi Avertebrata. Erlangga : Jakarta.
Rohmimohtarto, 2007. Zoologi Invertebrata. Pustaka: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar