LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh :
Nama : Eliza Noviani
Npm : E1G015010
Prodi : Teknologi Industri
Pertanian
Kelompok : 3 (Tiga)
Hari/Jam : Kamis/ 12.00 Wib
Tanggal : 14 April 2016
Ko-Ass : Rakha Satya Idsan
Tita Novita
Dosen : Ir. Hasanuddin, Msc
Obyek
Praktikum : JAMUR
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah satu
makhluk hidup yang banyak terdapat dilingkungan adalah fungi atau jamur, baik
jamur yang berukuran mikroskopik maupun yang berukuran makroskopik. Fungi dalam
bahasa Indonesia disebut cendawan yang merupakan organisme tingkat rendah yang
belum mempunyai akar, batang dan daun. Tubuh terdiri dari satu sel (uniseluler)
dan bersel banyak (multiseluler).Sel berbentuk benang disebut hifa. Hifa akan
bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. Sel
bersifat eukariotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasite atau saprofit
dan hidup pada tempat lembabatau tidak menyukai adanya cahaya.Fungi terbagi
beberapa divisi antara lain Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota,
Deuteromycota dan Chytridiomycota (Dwidjoseputro 1994).
Kebanyakan
jamur masuk dalam kelompok kapang.Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen
panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan
menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur
dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau
oval (Risma 2011).
Keberadaan
fungi atau cendawan sangat berlimpah dan mempunyai peranan yang sangat penting
di alam termasuk dalam bidang pertanian.Dalam bidang pertanian peranan cendawan
dapat merugikan dan menguntungkan.Cendawan simbiotik antagonistik atau sering
disebut cendawan parasit merugikan produksi pertanian, sedangkan cendawan
simbiotik mutualistik sangat menguntungkan. Simbiotik mutualistik cendawan yang
mempunyai peran dalam pertanian diantaranya ialah mikoriza dan liken (Fardian
1992).
1.2
Tujuan
1. Mahasiswa
mampu mengenal berbagai jenis progaul jamur.
2. Mahasiswa
mampu membedakan beberapa jenis jamur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jamur
adalah makhluk hidup yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Jamur atau
fungi bervariasi dalam ukuran, dari ragi yang uniseluler sampai jamur
multiseluler, seperti jamur payung dan jamur kuping yang tumbuh di kayu. Pada
umumnya, jamur memiliki 3 karakteristik utama, yaitu (1) eukariotik, (2)
menggunakan spora sebagai alat perkembangbiakannya, dan (3) heterotrof. Sebagai
tambahan, jamur membutuhkan tempat yang lembab dan hangat agar dapat tumbuh.
Oleh karena itu, jamur banyak ditemukan di makanan yang lembab, di dasar kulit
batang pohon, di dasar lantai hutan, serta di lantai kamar mandi yang lembab.
Oleh karena bersifat heterotrof, secara ekologi jamur sangat penting karena
berperan sebagai pengurai dan ikut andil dalam daur nutrisi yang ada di tanah
(Subahari, 2008).
Fungi
adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan
aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara
mendapatkan makanannya berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu
melalui absorbsi (Gandjar 1999).
Sebagian besar tubuh
fungsi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan
menjalin semacam jala yang disebut miselium. Miselium dapat dibedakan atas
miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium
fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungsi tingkat tingi maupun tingkat
rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang
yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir
(Syamsuri, 2004).
Semua jamur
adalah eukariota, mereka memiliki sel membran yang menutupi inti dan
mitokondria dan organel bermembran lainnnya. Meskipun mereka berbeda mencolok
dalam ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki karakter tertentu, termasuk car
mereka mendapatkan makanan. Jamur yang paling sederhana adalah ragi,
uniseluler, dengan bentuk bulat atau oval. Ragi tersebar luas di tanah, daun,
buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi berperan penting dalam kedokteran,
penelitian biologi, dan industri makanan (Solomon, 2011).
Fungi
merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Mempunyai spoora
2.
Memproduksi spora
3.
Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis
4.
Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
5.
Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan
(Waluyo 2007).
Fungi ada yang
bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit.Parasit apabila dalam memenuhi
kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya.Sedangkan
bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak
merugikan benda itu sendiri.Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber
karbon dan karbohodrat.sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan
mineral dari substratnya (Dwidjoseputro 1994).
Struktur tubuh
jamur yang paling umum adalah filamen multiseluler dan sel tunggal (ragi).
Banyak spesies yang dapat tumbuh baik sebagai filamen dan ragi, tetapi
kebanyakan tumbuh sebagai filamen, hanya sedikit spesies yang tumbuh sebagai
ragi. Ragi biasanya berada di tempat yang lembab, termasuk getah tumbuhan dan
jaringan hewan, dimana terdapat nutrisi seperti gula dan asam amino (Campbell,
2004).
Ciri – ciri
jamur, organisme yang termasuk dalam kelompok jamur, anggotanya mempunyai cirri
– cirri umum yaitu uniseluler atau bersel satu atau multi seluler ( benang –
benang halus ), tubuhnya tersusun atas hifa ( jalinan benang – benang
halus ), eukariotik( mempunyai membrane inti ), tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara saprofit, parasit dan simbiosis,
dinding selnya tersusun atas zat kitin, cadangan makanan tersimpan dalam bentuk
glikogen dan protein, pencernannya berlangsung secara ekstraseluler, dimana
makanan sebelum diserap disederhanakan terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler
yang dikeluarkan dari hifa jamur, memiliki keturunan yang bersifat haploid
lebih singkat, reproduksi jamur uniseluler dilakukan secara aseksual dengan
membentuk spora. Jamur multiseluler secara aseksual dengan cara memutuskan
benang hifa ( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan konidia. Sedangkan secara
seksual melalui peleburan inti jantan dan inti betina sehingga dihasilkan spora
askus atau basidium ( Irianto 2006).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan :
·
Mikroskop
·
Pipet tetes
·
Lampu Spritus
·
Petridish
·
Gelas penutup
·
Gelas objek
·
Lidi
·
Pinset
Bahan yang
digunakan :
·
Jamur tempe
·
Jamur nasi
·
Jamur roti
·
Jamur bongkol jagung
·
Alkohol
·
Aquades
3.2
Prosedur Kerja
1.
Membersihkan gelas
objek dan gelas penutup dengan alkohol 70%, bebaskan dari lemak dan debu.
2. Mengambil
sedikit jamur roti dengan menggunakan lidi atau jarum ent, ditaruh diatas gelas
objek. Menambahkan setetes aquades dan tutup dengan gelas penutup.
3. Mengamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 100-400 kali.
4. Menggambar
morfologi jamur yang ditemui. Memberi keterangan masing-masing bagian dan
perkiraan spesies jamur.
5. Melakukan
dengan cara yang sama terhadap jamur bongkol jagung, tempe dan nasi.
6.
Mengamati perbedaan
masing-masing jamur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan


Jamur bongkol jagung Jamur Nasi


Jamur Tempe Jamur Roti
4.2 Pembahasan
Fungi
adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan
aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara
mendapatkan makanannya berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu
melalui absorbsi. Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang
disebut hifa yang saling berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium.
Miselum dapat dibedakan atas miselium vegetativ yang berfungsi nenyerap nutrien
dari lingkungan dan miselium fertil yang berfungsi dalam reproduksi.
Pada
praktikum kali ini, kami melakukan percobaan pada 4 jenis jamur, yaitu jamur
tempe, jamur nasi, jamur roti dan amr bongkol jagung.
Pada
percobaan pertama ialah jamur roti. Pada pengamatan jamur roti dibawah mikroskop,
dapat terlihat bagian hifa pada jamur roti. Jenis cendawan pada roti berjamur
yaitu Rhizopus stolonife. Jamur kelompok ini namanya Zygomycotina karena dalam
reproduksi generatifnya menghasilkan zigot di dalam zigospora. Jamur Zygomycotina
mempunyai cirri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin,
multiseluler, hifa tidak bersekat, mengandung inti haploid, memiliki keturunan
diploid lebih singkat, reproduksi generatife dengan konjugasi yang menghasilkan
zigospora.
Pada
percobaan kedua yaitu jamur yang terdapat pada bongkol jagung. Pada pengamatan
jamur bongkol jagung dibawah mikroskop, terlihat jamur mikroskopis yaitu Aspergillus Flavus yang memiliki
hifa tidak bersekat (senosit). Aspergillus Flavus merupakan kapang
saprofit di tanah yang umumnya memainkan peranan penting sebagai pendaur ulang
nutrisi yang terdapat pada sisa-sisa tumbuhan maupun binatang. Kapang tersebut
juga ditemukan pada biji-bijian yang mengalami deterlorasi mikrobiologis selain
menyerang segala jenis substrat organic dimana saja dan kapan saja jika kondisi
untuk pertumbuhannya terpenuhi. Kondisi
ideal tersebut mencakup kelembapan udara ang tinggi dan suhu yang tinggi.
Pada
percobaan ketiga ialah mengamati jamur yang terdapat pada tempe. Pada pengamata
jamur tempe dibawah mikroskop, terlihat bagian mikroskopik berupa sporangium
dengan spora berwarna hitam, sporangiofor (Hifa udara), kolumela dan tidak
bersekat. Hal ini menunjukkan bahwa cendawan yang tumbuh pada tempe adalah Rhizopus oryzae. Sifat-sifat jamur Rhizopus
oryzae koloni warna putih berangsur-angsur
menjadi abu-abu, stolon halus dan sedikit kasar dan tidak berwarna hingga
kuning kecoklatan. Peran Rhizopus Oryzae yaitu sebagai bahan pangan dan
penghasil enzim, jamur ini merupakan jamur yang sering digunakan dalam
pembuatan tempe, jamur ini juga aman digunakan karena tidak mengandung toksin
dan mampu menghasilkan asam laktat.
Pada
percobaan keempat atau terakhir, kami mengamati jamur pada nasi. Pada saat
mengamati jamur nasi dibawah mikroskop, dapat terlihat Rhizopus oligosporus yang merupakan kapang dari filum Zygomycota yang banyak menghasilkan
enzim protease. Rhizopus oligosporus
banyak ditemui di tanah, buah, dan sayuran yang membusuk, serta roti yang sudah
lama.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Jenis
proganul jamur ialah seperti miselium propagul.
2.
Setelah melakukan
praktikum, percobaan dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis
jamur yang ditemukan yaitu : jamur Rhizopus
stolonife pada roti yang termasuk dalam kelompok Zygomycotina, jamur Aspergillus Flavus pada bongkol jagung, jamur Rhizopus oryzae
pada tempe, serta jamur Rhizopus oligosporus pada nasi.
5.2 Saran
Ketika mengambil
jamur pada roti, bongkol jagung, tempe ataupun nasi, sebaiknya mengambil jamur
tidak terlalu banyak. Karena berdasarkan pengamatan saya jika kita mengambil
jamur terlalu banyak maka bentuk jamur yang akan diamati dibawah mikroskop akan
tidak terlihat jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA. 2004. Biologi
Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Dwidjoseputro D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi.
Jakarta : Djambatan
Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik
Umum. Jakarta : UI Press
Irianto K. 2006. Mikrobiologi:
Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. Bandung:
CV Yrama
Wijaya
Solomon, E.P., L.R Berg., and D.W
Martin. 2011. Biology Ninth Edition. USA :
Brooks/Cole Cengage Learning.
Subahar, T.S.S. 2008. Biologi. Surabaya : Penerbit Quadra.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Waluyo L.2007. Mikrobiologi Umum.
Malang : UMM Press.
JAWABAN
PERTANYAAN
1.
Apa perbedaan dasar
morfologi antara jamur dangan bakteri ?
Jawab
:
1. Bakteri
prokariotasedangkan jamur eukariota.
2. Bakteri
tidak memiliki inti tertutup dengan membran inti, tetapi jamur memiliki.
3. Bakteri
tidak memilki hifa sedangkan jamur memiliki hifa, dan semua bersama-sama
membentuk hifa miselium.
4. Dinding
sel bakteri terbuat dari meurin dari poisakarida dengan sam amino
(pepditoglikan), sedangkan dinding sel jamur terdiri dari kitin yang merupakan
nitroen yang mengandung polisakarida.
5. Sel
– sel jamur ini mengandung organel eukariotik, badan golgi, ribosom, vakuola,
dan retikulum endoplasma yang telah
diselumuti dengan satu atau du membran. Sedangkan bakteri hanya beberapa
organel yang tidak menutupi dengan membran.
6. Bakteri
dapat terjadi di lingkungan yang ekstrim seperti gunung berapi, laut dalam,
basa atau air asam, sementara jamur tidak.
7. Bakteri
yang baik fotoautotrof atau hetetrotrof, tetapi jamur hanya heterotrof.
2. Sebutkan jenis-jenis propagul spora
aseksualdan seksual jamur?
Propagul
yang anda temukan termasukjenis spora apa?
Jawab :
Macam-macam spora aseksual :
1. Konidio spora atau konidium
2. Sporangiosora : 1.
Aplanospora , 2. Zoospora
3. Klamidospora
4. Blastospora
Macam-macamspora
seksual :
1. Asksospora
2. Basidiospora
3. Zygospora
4. Oospora
Propagul
jenisspora yang kami temukan, yaitu salah satunya adalah askospora .
3.
Apakah semua hifa jamur mempuyai sekat ?
Jawab
:
Tidak
semua hifa jamur mempunyai sekat,karena jamurnya berproduksi dengan spora.
Apora yang tumbuh ditempat lembab, barsuhu hangat, dan zat makanan yang
memadai, kan erkemcambah menjadi hifa yag haploid.
4. Gambarkan
sebuah badan buah jamur?
Jawab
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar