Kamis, 08 Desember 2016

Laporan Dasar-dasar Mikrobiologi Jamur



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh :
Nama                           : Eliza Noviani
Npm                            : E1G015010
Prodi                           : Teknologi Industri
   Pertanian
Kelompok                   : 3 (Tiga)
Hari/Jam                      : Kamis/ 12.00 Wib
Tanggal                       :  14 April 2016
Ko-Ass                        : Rakha Satya Idsan
                                                              Tita Novita
Dosen                          : Ir. Hasanuddin, Msc
Obyek Praktikum        : JAMUR





LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Salah satu makhluk hidup yang banyak terdapat dilingkungan adalah fungi atau jamur, baik jamur yang berukuran mikroskopik maupun yang berukuran makroskopik. Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan yang merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar, batang dan daun. Tubuh terdiri dari satu sel (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler).Sel berbentuk benang disebut hifa. Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. Sel bersifat eukariotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasite atau saprofit dan hidup pada tempat lembabatau tidak menyukai adanya cahaya.Fungi terbagi beberapa divisi antara lain Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, Deuteromycota dan Chytridiomycota (Dwidjoseputro 1994).
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang.Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval (Risma 2011).
Keberadaan fungi atau cendawan sangat berlimpah dan mempunyai peranan yang sangat penting di alam termasuk dalam bidang pertanian.Dalam bidang pertanian peranan cendawan dapat merugikan dan menguntungkan.Cendawan simbiotik antagonistik atau sering disebut cendawan parasit merugikan produksi pertanian, sedangkan cendawan simbiotik mutualistik sangat menguntungkan. Simbiotik mutualistik cendawan yang mempunyai peran dalam pertanian diantaranya ialah mikoriza dan liken (Fardian 1992).

1.2  Tujuan
1.      Mahasiswa mampu mengenal berbagai jenis progaul jamur.
2.      Mahasiswa mampu membedakan beberapa jenis jamur.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jamur adalah makhluk hidup yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Jamur atau fungi bervariasi dalam ukuran, dari ragi yang uniseluler sampai jamur multiseluler, seperti jamur payung dan jamur kuping yang tumbuh di kayu. Pada umumnya, jamur memiliki 3 karakteristik utama, yaitu (1) eukariotik, (2) menggunakan spora sebagai alat perkembangbiakannya, dan (3) heterotrof. Sebagai tambahan, jamur membutuhkan tempat yang lembab dan hangat agar dapat tumbuh. Oleh karena itu, jamur banyak ditemukan di makanan yang lembab, di dasar kulit batang pohon, di dasar lantai hutan, serta di lantai kamar mandi yang lembab. Oleh karena bersifat heterotrof, secara ekologi jamur sangat penting karena berperan sebagai pengurai dan ikut andil dalam daur nutrisi yang ada di tanah (Subahari, 2008).
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari  organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar 1999).
Sebagian besar tubuh fungsi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yang disebut miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungsi tingkat tingi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir (Syamsuri, 2004).
Semua jamur adalah eukariota, mereka memiliki sel membran yang menutupi inti dan mitokondria dan organel bermembran lainnnya. Meskipun mereka berbeda mencolok dalam ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki karakter tertentu, termasuk car mereka mendapatkan makanan. Jamur yang paling sederhana adalah ragi, uniseluler, dengan bentuk bulat atau oval. Ragi tersebar luas di tanah, daun, buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi berperan penting dalam kedokteran, penelitian biologi, dan industri makanan (Solomon, 2011).
Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Mempunyai spoora
2.      Memproduksi spora
3.      Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis
4.      Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
5.      Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan (Waluyo 2007).
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit.Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya.Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri.Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dan karbohodrat.sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya (Dwidjoseputro 1994).
Struktur tubuh jamur yang paling umum adalah filamen multiseluler dan sel tunggal (ragi). Banyak spesies yang dapat tumbuh baik sebagai filamen dan ragi, tetapi kebanyakan tumbuh sebagai filamen, hanya sedikit spesies yang tumbuh sebagai ragi. Ragi biasanya berada di tempat yang lembab, termasuk getah tumbuhan dan jaringan hewan, dimana terdapat nutrisi seperti gula dan asam amino (Campbell, 2004).
Ciri – ciri jamur, organisme yang termasuk dalam kelompok jamur, anggotanya mempunyai cirri – cirri umum yaitu uniseluler atau bersel satu atau multi seluler ( benang – benang halus ), tubuhnya tersusun atas hifa ( jalinan benang – benang halus ), eukariotik( mempunyai membrane inti ), tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara saprofit, parasit dan simbiosis, dinding selnya tersusun atas zat kitin, cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein, pencernannya berlangsung secara ekstraseluler, dimana makanan sebelum diserap disederhanakan terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler yang dikeluarkan dari hifa jamur, memiliki keturunan yang bersifat haploid lebih singkat, reproduksi jamur uniseluler dilakukan secara aseksual dengan membentuk spora. Jamur multiseluler secara aseksual dengan cara memutuskan benang hifa ( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan konidia. Sedangkan secara seksual melalui peleburan inti jantan dan inti betina sehingga dihasilkan spora askus  atau basidium ( Irianto 2006).


BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
     Alat yang digunakan :
·         Mikroskop
·         Pipet tetes
·         Lampu Spritus
·         Petridish
·         Gelas penutup
·         Gelas objek
·         Lidi
·         Pinset

Bahan yang digunakan :
·         Jamur tempe
·         Jamur nasi
·         Jamur roti
·         Jamur bongkol jagung
·         Alkohol
·         Aquades

3.2 Prosedur Kerja
1.      Membersihkan gelas objek dan gelas penutup dengan alkohol 70%, bebaskan dari lemak dan debu.
2.      Mengambil sedikit jamur roti dengan menggunakan lidi atau jarum ent, ditaruh diatas gelas objek. Menambahkan setetes aquades dan tutup dengan gelas penutup.
3.      Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100-400 kali.
4.      Menggambar morfologi jamur yang ditemui. Memberi keterangan masing-masing bagian dan perkiraan spesies jamur.
5.      Melakukan dengan cara yang sama terhadap jamur bongkol jagung, tempe dan nasi.
6.      Mengamati perbedaan masing-masing jamur.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil Pengamatan


Description: 20160407_124751.jpg   Description: 20160407_133219.jpg
            Jamur bongkol jagung                                          Jamur Nasi




Description: 20160414_123856.jpg    Description: 20160407_134345.jpg
                        Jamur Tempe                                              Jamur Roti


4.2 Pembahasan
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari  organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi. Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa yang saling berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium vegetativ yang berfungsi nenyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang berfungsi  dalam reproduksi.
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan pada 4 jenis jamur, yaitu jamur tempe, jamur nasi, jamur roti dan amr bongkol jagung.
Pada percobaan pertama ialah jamur roti. Pada pengamatan jamur roti dibawah mikroskop, dapat terlihat bagian hifa pada jamur roti. Jenis cendawan pada roti berjamur yaitu Rhizopus stolonife. Jamur kelompok ini namanya Zygomycotina karena dalam reproduksi generatifnya menghasilkan zigot di dalam zigospora. Jamur Zygomycotina mempunyai cirri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa tidak bersekat, mengandung inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi generatife dengan konjugasi yang menghasilkan zigospora.
Pada percobaan kedua yaitu jamur yang terdapat pada bongkol jagung. Pada pengamatan jamur bongkol jagung dibawah mikroskop, terlihat jamur mikroskopis yaitu Aspergillus Flavus yang memiliki hifa tidak bersekat (senosit). Aspergillus Flavus merupakan kapang saprofit di tanah yang umumnya memainkan peranan penting sebagai pendaur ulang nutrisi yang terdapat pada sisa-sisa tumbuhan maupun binatang. Kapang tersebut juga ditemukan pada biji-bijian yang mengalami deterlorasi mikrobiologis selain menyerang segala jenis substrat organic dimana saja dan kapan saja jika kondisi untuk pertumbuhannya terpenuhi. Kondisi  ideal tersebut mencakup kelembapan udara ang tinggi dan suhu yang tinggi.
Pada percobaan ketiga ialah mengamati jamur yang terdapat pada tempe. Pada pengamata jamur tempe dibawah mikroskop, terlihat bagian mikroskopik berupa sporangium dengan spora berwarna hitam, sporangiofor (Hifa udara), kolumela dan tidak bersekat. Hal ini menunjukkan bahwa cendawan yang tumbuh pada tempe adalah Rhizopus oryzae. Sifat-sifat jamur Rhizopus oryzae   koloni warna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu, stolon halus dan sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan. Peran Rhizopus Oryzae yaitu sebagai bahan pangan dan penghasil enzim, jamur ini merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe, jamur ini juga aman digunakan karena tidak mengandung toksin dan mampu menghasilkan asam laktat.
Pada percobaan keempat atau terakhir, kami mengamati jamur pada nasi. Pada saat mengamati jamur nasi dibawah mikroskop, dapat terlihat Rhizopus oligosporus yang merupakan kapang dari filum Zygomycota yang banyak menghasilkan enzim protease. Rhizopus oligosporus banyak ditemui di tanah, buah, dan sayuran yang membusuk, serta roti yang sudah lama.

BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
1.      Jenis proganul jamur ialah seperti miselium propagul.
2.      Setelah melakukan praktikum, percobaan dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis jamur yang ditemukan yaitu : jamur Rhizopus stolonife pada roti yang termasuk dalam kelompok Zygomycotina, jamur Aspergillus Flavus pada bongkol jagung, jamur Rhizopus oryzae pada tempe, serta jamur Rhizopus oligosporus pada nasi.

5.2 Saran
Ketika mengambil jamur pada roti, bongkol jagung, tempe ataupun nasi, sebaiknya mengambil jamur tidak terlalu banyak. Karena berdasarkan pengamatan saya jika kita mengambil jamur terlalu banyak maka bentuk jamur yang akan diamati dibawah mikroskop akan tidak terlihat jelas.



















DAFTAR PUSTAKA

Campbell NA. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Dwidjoseputro D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI Press
Irianto K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. Bandung:   
     CV Yrama Wijaya
Solomon, E.P., L.R Berg., and D.W Martin. 2011. Biology Ninth Edition.  USA :
     Brooks/Cole Cengage Learning.
Subahar, T.S.S. 2008. Biologi. Surabaya : Penerbit Quadra.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Waluyo L.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.


JAWABAN PERTANYAAN

1.      Apa perbedaan dasar morfologi antara jamur dangan bakteri ?
Jawab :
1.      Bakteri prokariotasedangkan jamur eukariota.
2.      Bakteri tidak memiliki inti tertutup dengan membran inti, tetapi jamur memiliki.
3.      Bakteri tidak memilki hifa sedangkan jamur memiliki hifa, dan semua bersama-sama membentuk hifa miselium.
4.      Dinding sel bakteri terbuat dari meurin dari poisakarida dengan sam amino (pepditoglikan), sedangkan dinding sel jamur terdiri dari kitin yang merupakan nitroen yang mengandung polisakarida.
5.      Sel – sel jamur ini mengandung organel eukariotik, badan golgi, ribosom, vakuola, dan retikulum  endoplasma yang telah diselumuti dengan satu atau du membran. Sedangkan bakteri hanya beberapa organel yang tidak menutupi dengan membran.
6.      Bakteri dapat terjadi di lingkungan yang ekstrim seperti gunung berapi, laut dalam, basa atau air asam, sementara jamur tidak.
7.      Bakteri yang baik fotoautotrof atau hetetrotrof, tetapi jamur hanya heterotrof.

2.       Sebutkan jenis-jenis propagul spora aseksualdan seksual jamur?
Propagul yang anda temukan termasukjenis spora apa?
Jawab  :
 Macam-macam spora aseksual  :
1.       Konidio spora atau konidium
2.      Sporangiosora  : 1.  Aplanospora , 2. Zoospora
3.      Klamidospora
4.      Blastospora
Macam-macamspora seksual :
1.       Asksospora
2.      Basidiospora
3.      Zygospora
4.      Oospora
Propagul jenisspora yang kami temukan, yaitu salah satunya adalah askospora .






3.       Apakah semua hifa jamur mempuyai sekat ?
Jawab :
Tidak semua hifa jamur mempunyai sekat,karena jamurnya berproduksi dengan spora. Apora yang tumbuh ditempat lembab, barsuhu hangat, dan zat makanan yang memadai, kan erkemcambah menjadi hifa yag haploid.

4.      Gambarkan sebuah badan buah jamur?
Jawab :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar