Selasa, 20 Desember 2016

Laporan Praktikum Kimia Organik Identifikasi Hidrokarbon Tidak Jenuh



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


Disusun Oleh:
Nama                         : Eliza Noviani
Npm                           : E1G015010
Prodi                          : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                  : 6 (Enam)
Hari/Jam                     : Senin/12:00-14:00 Wib
Tanggal                      : 14 Maret 2016
Ko-Ass                      : Juliawanto
Dosen                         : Dra. Devi Silsia, M.Si
Objek Praktikum       : IDENTIFIKASI HIDROKARBON TIDAK JENUH

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara garis besar senyawa hidrokarbon digolongkan berdasarkan struktur molekul dan kejenuhan ikatan. Senyawa hidrokarbon yang digolongkan berdasarkan struktur molekul terbagi berupa rantai karbon terbuka ( rantai alifatik ). Dan rantai tertutup ( alisiklik dan aromatik ). Penggolongan berdasarkan kejenuhan ikatan terbagi menjadi senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh. (Ismail Marzuki, S.Si., M.Si.,2001)

1.2  Tujuan
Mahasiwa mampu mengindentifikasi senyawa hidrokarbon tidak jenuh.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen. Hidrokarbon walaupun hanya terdiri atas dua unsur, tetapi merupakan kelompok besar senyawa. Jumlah atom karbon dalam satu molekul hidrokarbon alami dapat mencapai puluha. Karena jumlah nya sangat banyak tersebut, maka dilakukan penggolongan terhadap senyawa hidrokarbon .(Imam,1998)
Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon disebut hidrokarbon. Hidrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon siklik. Hidrokarbon alifatik dan siklik juga dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi dua yaitu alifatik jenuh(senyawa alkana) dan alifatik tidak jenuh(senyawa alkena dan alkuna)., sedangkan hidrokarbon siklik terbagi menjadi tiga yaitu siklik jenuh(sikloalkana), senyawa tak jenuh(sikloalkena), dan senyawa aromatic(benzena).(Suyatno,2000)
            Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997).
            Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif (Wilbraham, 1992).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain (syahril, 2000).
BAB III
METODOLOGI

3.1  Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan
·         Botol semprot
·         Gelas piala 100 ml
·         Gelas ukur 100 ml dan 25 ml
·         Pipet tetes
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Tabung reaksi + rak
·         Penjepit tabung reaksi
·         Pipet volome5 ml

Bahan yang digunakan
·         KMn04
·         Gabus
·         Cac2(karbit)
·         Pipa/ selang plastic
·         Aquades

3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Reaksi oksidasi alkena
1.      Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
2.      Tambahkan larutan KMn04 1% tetes demi tetes kedalam tabung reaksi
sampai terjadi perubahan warna
3.      Jika perubahan warna sampel menjadi jernih menandakan sampel
mengandung senyawa karbon tidak jenuh.
3.2.2 Reaksi pembentukan asetilen
1.      Masukkan karbit(cac2) sebesar jagung kedalam Erlenmeyer bervolume
250 ml yang sebelumnya tekah diisi dengan 100 ml aquades .
2.      Selanjutnya tutup dengan karet / gabus yang telah dilobangi.
3.      Masukkan pipa kaca panjang / selang kedalam Erlenmeyer yang telah
ditutupi gabus tadi .
4.      Alirkan ujung pipa kaca / selang kedalam Erlenmeyer lain yang telah
berisi larutan KMn04 1%
5.      Jika wrna KMn04 hilang berarti mengandung gas asetilen



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No
Percobaan
Hasil Pengamatan
Keterangan
1
Percobaan 3.2.1
Reaksi Oksidasi Alkana.
Heksana tidak bereaksi dengan KMnO4. Terdapat endapan KMnO4  didsasar yang berwarna ungu.

Hidrokarbon jenuh.
2
Percobaan 3.2.2
Reaksi pembentukan asetilen.
Warna ungu pada KMnO4 berubah menjadi coklat setelah dicampur dengan gas karbit.

Hidrokarbon tidak jenuh.

4.2 Pembahasan
Pada percobaan 3.2.1 seharus nya yang di praktikumkan adalah alkena dengan uji bayer. Namun dikarenakan tidak tersedia nya bahan di laboratorium jadi alkena diganti dengan alkana yaitu heksana. Untuk melihat apakah warna heksana berubah atau tidak, yang menandakan dia jenuh atau tidak jenuh.
Sampel diubah juga karena ingin membuktikan apakah benar bahwa senyawa hidrokarbon jenuh jika dicampur dengan KMnO4  tidak berubah warna. Setelah praktikum selesai dapat diketahui bahwa hidrokarbon jenuh tidak berubah warna sedangkan hidrokarbon tidak jenuh berubah warna.
Ketika heksena dicampur dengan KMnO4 ­ terdaji endapan berwarna ungu didasar erlenmeyer yang merupakan senyawa KMnO4.  Heksana tidak bereaksi dengan KMnO4 yang artinya heksana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh.
Pada percobaan 3.2.2 yaitu reaksi pembentukan asetilen, kami menggunakan KMnO4 dan karbit. Kedua senyawa tersebut diletakkan pada masing masing erlenmeyer, KMnO4 diletakkan ditengah tengah erlenmeyer agar ketika gas karbit dialirkan dapat mudah bertemu dengan KMnO4. Sedangkan karbit dicampur dengan aquades untuk menghasilkan gasnya, kemudian gas tersebut dialirkan dengan menggunakan pipa kaca menuju erlenmeyer yang berisikan dengan KMnO4.  Ketika gas karbit sudah mulai tercampur dengan KMnO4 warna KMnO4  yang tadi nya berwarna ungu perlahan berubah warna menjadi coklat. Hal ini dapat terjadi karena terbentuknya asetilen yang merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh.
Jadi dengan praktikum ini kita sudah mengetahui bahwa alkana benar merupakan hidrokarbon jenuh dan alkena dan alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Senyawa hidrokarbon tidak jenuh dapat diidentifikasi dengan menggunakan KMnO4 yang di reaksikan dengan alkena. Serta gas karbit dapat mengubah KMnO4 menjadi alkuna dengan ciri warna ungu KMnO4  berubah menjadi coklat akibat gas karbit.

5.2 Saran
1. Tolong alat dan bahan bahan yang ada di dalam laboratorium lebih dilengkapi supaya proses praktikum tidak terganggu.
2. Praktikan agar dapat menjaga konduisfitas supaya praktikum dapat berjalan dengan lancar dan praktikan yang lain tidal terganggu.



DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, 1997.Senyawa karbon dan hydrogen. Jakarta : Erlangga.
Rahayu, Imam.1998. Praktis Belajar Kimia. Malang : Media Pratama.
Suyatno.2000. Kimia SMA/MA kelas X. Bandung : Grasindo.
Syahril, 2000 . Manfaat hidrokarbon. Jogjakarta : Gajah Mada University Press.
Wilbraham, 1992. Definisi senyawa hidrokarbon.. Jakarta: Lepdikbud


Tidak ada komentar:

Posting Komentar