Selasa, 20 Desember 2016

Laporan Praktikum Kimia Organik Analisa Kualitatuf Senyawa Bahan Alam Hayati



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK



Disusun Oleh:
Nama                         : Eliza Noviani
Npm                           : E1G015010
Prodi                          : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                  : 6 (Enam)
Hari/Jam                     : Senin/12:00-14:00 Wib
Tanggal                      : 02 Mei 2016
Ko-Ass                      : Juliawanto
Dosen                         : Drs. Syafnil, M.Si
 Dra. Devi Silsia, M.Si
Objek Praktikum       : ANALISA KUALITATIF SENYAWA   
 BAHAN ALAM HAYATI

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Analisa Kualitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. .   Berdasarkan prosedur yang ada, waktu pemanasan juga berfariasi untuk beberapa ekstrak yang akan digunakan pada setiap ujinya. Secara teoritis lama waktu pemanasan akan berpengaruh pada kadar atau kandungan senyawa tertentu yang terdapat pada ekstrak yang kita lakukan. Boleh jadi senyawa yang kita inginkan mengalami perubahan dan modifikasi akibat pemansan yang terlalu lama, atau boleh jadi senyawa yang kita inginkan belum terekstrak karena proses pemanasan yang kurang lama ( Harborne, J.B, 1987).

1.2  Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi beberapa senyawa kimia bahan alam hayati dari berbagai jenis ekstrak tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Metabolit sekunder dihasilkan melalui tahap-tahap reaksi dalam jaringan tumbuhan yang disebut biosintesis. Alkaloid, terpenoid, steroid, dan flafonoid merupakan beberapa contoh senyawa yang dihasilkan dari biosintesis tersebut. Penelitian kandungan kimia untuk satu tanaman (daun, batang, kulit batang, akar, dll) atau melakukan penapisan kandungan kimia terhadap berbagai sepsis tanaman dalam satu famili pada bagian tertentu akan memberikan informasi tentang tingkat evolusi (Sabarwati, 2006).
Dalam uji fitokimia, senyawa yang akan diuji yaitu alkaloid, steroid dan flavonoid. Golongan senyawa alkaloid dideteksi dengan menyemprotkan pereaksi Dragendrof. Golongan senyawa steroid dideteksi dengan asam sulfat dan asam asetat anhidrat. Sedangkan golongan senyawa flavonoid dideteksi dengan cara melarutkan 10 mL filtrat dengan 0,5 g Mg di tambah 2 mL alkohol klorhidrat dan 20 mL amil alkohol, dikocok dengan kuat, terbentuk warna merah, kuning, dan jingga yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Maharani et al, 2006).
            Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan yang berpembuluh tetapi beberapa kelas lebih tersebar daripada yang lainnya. Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi dan karena itu menunjukkan pita serapan kuat pada sprektum UV dan sprektum tampak. Flavonoid pada umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat  terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon falvonoid yang mana pun mungkin saja terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida. Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Mereka diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa amonia, jadi mereka mudah dideteksi pada kromatogram atau dalam larutan.Tidak ada benda lain yang begitu mencolok dibandingkan flavonoid yang member konstribusi keindahan dan kesemarakan pada bunga dan buah-buahan di alam. Flavin akan memberikan warna kuning atau jingga, antosianin akan member warna merah , ungu atau biru yaitu semua warna yang terdapat pada pelangi terkecuali warna hijau. Secara biologis, flavonoid memainkan peranan penting dalam kaitannya dengan penyerbukan pada tanaman oleh serangga. Sebagian flavonoid memiliki rasa yang pahit sehingga dapat menolak sejenis ulat tertentu. (Sastroamidjoyo, 1996).
            Metode penelitian meliputi penyiapan bahan, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia, ekstraksi dengan berbagai pelarut, uji hayati pendahuluan, pemisahan, pemurnian dan karakterisasi isolat. Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar abu tidak larut dalam air, kadar sari larut air, sari larut etanol, susut pengeringan dan kadar air serta penetapan unsur logam secara spektroforometri serapan atom. Penapisan fitokimia serbuk simplisia dilakukan terhadap kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid (Djamil et al, 1998).
            Menurut perkiraan, kira-kira 2 % dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flafonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. Sebagian besar tanin pun berasal dari flavonoid. Jadi, flavonoid merupakan salah satu dari golongan fenol alam yang terbesar. Sebenarnya, flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau, sehingga pastilah ditemukan pula pada setiap telaah ekstrak dari tumbuhan (Markham, 1988).
           
BAB III
METODOLOGI

3.1  Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan
·         Botol semprot
·          Erlenmeyer
·         Gelas ukur 10 ml
·         Pipet tetes
·         Penangas air
·         Kompor listrik / gas
·         Pipet volume 5 ml
·         Penjepit tabung reaksi
·         Tabung reaksi + rak
Bahan yang digunakan
·         NaOH
·         H2SO4
·         HNO3
·         MgCl2
·         I2
·         CH3COOH
·         CH3COONa
·         Aquades
·         Reagen nesler

3.2  Cara Kerja
3.2.1 Reaksi Salkowsky dan Liberman-Binehard ( tes Terpenoid)
1.      Siapkan dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
2.      Masukkan tabung reaksi I :
·         Masukkan 2 tetes sampel / contoh kedalam tabung reaksi dan secara perlahan lahan tambahkan 2-10 tetes asam sulfat pekat ( H2SO4 )
·         Kocok perlahan-lahan.
·         Amati apa yang terjadi.
3.      Pada tabung reaksi II :
·         Masukkan 2 tetes sampel / contoh kedalam tabung reaksi dan secara perlahan lahan tambahkan 2-10 tetes asam sulfat pekat (H2SO4)
·         Perhatikan apa yang terjadi / terbentuk.
·         Selanjutnya tambahkan asam asetat anhidat sebanyak 2-10 tetes.
·         Kocok perlahan-lahan.
·         Amati apa yang terjadi.

3.2.2 Reaksi warna untuk alkaloid
1.      Siapkan tiga buah tabung reaksi yang bersih.
2.      Kedalam tiap tiap tabung tambahkan 2 ml sampel.
·         Tabung I                        : tambahkan 1 ml reagen nesler.
·         Tabung II                       : tambahkan 1 ml HNO3 pekat.
·         Tabung III                     : tambahkan 2 ml yodium.
3. Amati apa yang terjadi pada tiap-tiap tabung.

3.2.3   Reaksi warna untuk steroida
1.      Siapkan satu buah tabung reaksi yang bersih.
2.      Kedalam tabung reaksi tambahkan asam asetet anhidrat.
3.      Kocok tabung reaksi.
4.      Amati apa yang terjadi.

3.2.4   Reaksi warna untuk flavonoida polyketida dan fhenyl propanoida
1.      Siapkan empat buah tabung reaksi yang bersih
2.      Kedalam masing masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml sampel
3.    Selanjutnya ditambahkan lagi :
·         Tabung I                        : 1 ml NaOH encer
·          Tabung II                      : 1 ml natrium asetat ( CH3COONa )
·         Tabung III                     : 2 ml MgCl2
·         Tabung IV                     : 1 ml H2SO4 pekat
4.    Amati apa yang terjadi pada masing-masing tabung.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Reaksi Salkowsky dan Lieberman-Binchard (Tes Terpenoid)
No
Percobaan
Hasil Pengamatan
Nama Sampel
Tabung Reaksi
1
Ekstrak daun pandan
Tabung reaksi I :
Sampel + H2SO4
Perubahan warna menjadi cokelat keruh / panas.
2
Ekstrak daun pandan
Tabung reaksi II :
Sampel + H2SO4
+ CH3COOH anhidrat
Perubahan warna menjadi cokelat keruh / panas, setelah ditambahnkan CH3COOH anhidrat warna menjadi cokelat bening.

Reaksi Warna Steroida
Nama Sampel
Percobaan
Hasil Pengamatan
Ekstrak daun pandan
Sampel
+ CH3COOH anhidrit
+ Kocok
Larutan ekstrak daun pandan setelah ditambahkan asam asetat anhidrit larutan tidak mengalami perubahan warna.








Reaksi Warna untuk Flavanoida Polyketida dan Fhenyl Propanoida
Nama Sampel
Percobaan
Hasil Pengamatan
Ekstrak daun pandan
Tabung I :
Sampel + NaOH encer
Terdapat banyak buih, warna jauh lebih cerah dari warna hijau awal.
Ekstrak daun pandan
Tabung II :
Sampel + CH3COONa
Warna hijau lebih gelap dari warna awal.
Ekstrak daun pandan
Tabung III :
Sampel + MgCl2
Warna agak keruh dari warna awal, lebih encer dari awal.
Ekstrak daun pandan
Tabung IV :
Sampel + H2SO4 pekat
Warna hijau keruh / kecokelatan, larutan menghangat / memanas.



4.2 Pembahasan
Pada prakrikum kali ini kami melakukan percobaan analisa kualitatif senyawa bahan alam hayati. Pada percobaan ini kami menggunakan ekstrak daun pandan sebagai bahan sampel. Kami juga menggunakan bahan lainnya sebagai penguji yaitu NaOH, H2SO4, HNO3, MgCl2, I2, CH3COOH, CH3COONa, Aquades, Reagen nesler. Pada praktikum ini kami seharusnya melakukan 4 tahap prosedur percobaan, yaitu reaksi Salkowsky dan Lieberman-Binchard (tes terpenoid), reaksi warna untuk alkaloid, reaksi warna untuk steroida, dan reaksi warna untuk Flavanoida Polyketida dan Fhenyl Propanoida. Namun untuk prosedur percobaan reaksi warna untuk alkaloid, kami tidak melakukannya dikarenakan tidak tersedianya bahan.
Dari rangkaian percobaan yang kami lakukan, didapatkan hasil pada percobaan pertama yaitu reaksi Salkowsky dan Lieberman-Binchard (tes terpenoid), Tabung reaksi I : Sampel + H2SO4 menghasilkan perubahan warna menjadi cokelat keruh / panas dan pada tabung reaksi II : sampel + H2SO4 + CH3COOH anhidrat menghasilkan perubahan warna menjadi cokelat keruh / panas, setelah ditambahnkan CH3COOH anhidrat warna menjadi cokelat bening. Pada percobaan reaksi warna untuk steroida, didapatkan hasil pada percobaan sampel + CH3COOH anhidrit + Kocok menghasilkan larutan ekstrak daun pandan setelah ditambahkan asam asetat anhidrit larutan tidak mengalami perubahan warna. Dan pada percobaan terakhir yaitu reaksi warna untuk Flavanoida Polyketida dan Fhenyl Propanoida, diperoleh 4 hasil dari 4 tabung, yaitu tabung I : Sampel + NaOH encer menghasilkan ekstrak daun pandan menjadi terdapat banyak buih, warna jauh lebih cerah dari warna hijau awal. Tabung II : Sampel + CH3COONa menghasilkan larutan ekstrak berwarna hijau lebih gelap dari warna awal. Tabung III : Sampel + MgCl2 menghasilkan warna ekstrak daun pandan agak keruh dari warna awal, lebih encer dari awal. Dan pada tabung IV : Sampel + H2SO4 pekat menghasilkan ekstrak berwarna hijau keruh / kecokelatan, larutan menghangat / memanas.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Cara mengidentifikasi senyawa kimia bahan alam hayati ialah dengan menggunakan beberapa cara atau prosedur kerja yaitu reaksi Salkowsky dan Lieberman-Binchard (tes terpenoid), reaksi warna untuk alkaloid, reaksi warna untuk steroida, dan reaksi warna untuk Flavanoida Polyketida dan Fhenyl Propanoida.

5.2 Saran
            Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik saya harap semua bahan yang akan di praktikumkan agar tersedia. 


DAFTAR PUSTAKA

Djamil, R., Iwang S., dan Komar R., 1998, Telaah Fitokimia dan Uji Hayati
            Pendahuluan Ulva Fasciata Delile, Bandung : Sekolah Farmasi ITB.

Maharani, D.M., Siti N.H., dan Haiyinah, 2006, Studi Potensi Kalakai
(Stenochlaena palustris (Burm.F) Bedd) Sebagai Pangan Fungsional, Banjarbaru : Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat.

Markham, K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Bandung : ITB.

Sabarwati, S. H., 2006, Petunjuk Praktikum Kimia Organik II, Kendari : Jurusan
Kimia FMIPA Unhalu.

Sastriamidjoyo, Hardjono, 1996, Sintesis Bahan Alam, Yogyakarta : Gadjah
Mada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar