LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Disusun
Oleh:
Nama : Eliza Noviani
Npm : E1G015010
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok
: 6 (Enam)
Hari/Jam : Senin/12:00-14:00 Wib
Tanggal : 04 April 2016
Ko-Ass : Juliawanto
Dosen : Drs. Syafnil, M.Si
Dra. Devi Silsia, M.Si
Objek
Praktikum : IDENTIFIKASI ALDEHID DAN
KETON
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Aldehid
dan keton merupakan dua dari sekian banyak contoh kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil. Aldehid itu sendiri merupakan salah satu senyawa
karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-), dimana satu tangan mengikat gugus
alkil dan tangan lainnya mengikat atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama
dengan aldehid, hanya saja pada keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus
alkil. Struktur umum aldehid yaitu R-CHO. Struktur umum keton yaitu R-CO-R
(James,1999).
Aldehid
dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup. Seperti gula ribose dan
hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton. Aldehid dan keton
mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid berbau merangsang sedangkan
keton berbau harum. Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar
dalam kehidupan. Salah satu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari
senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan
formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan
formalin. Sedangkan pada keton yang paling banyak dikenal yaitu aseton yang
digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya
maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar
tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya (Halim,1990).
1.2
Tujuan
Mahasiswa mempu
mengidentifikasi dan mengetahui reaktifitas senyawa aldehid dan keton.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Disusun
Oleh:
Nama : Eliza Noviani
Npm : E1G015010
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok
: 6 (Enam)
Hari/Jam : Senin/12:00-14:00 Wib
Tanggal : 21 Maret 2016
Ko-Ass : Juliawanto
Dosen : Drs. Syafnil, M.Si
Dra. Devi Silsia, M.Si
Objek
Praktikum : IDENTIFIKASI ALKOHOL
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Alkohol banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya etanol digunakan sebagai pelarut sterilisasi alat kedokteran, campuran
minyak harum dan lainnya. Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan
keelektronegatifan antara oksigen dan hidrogen pada gugus hidroksil, yang
memampukan hidrogen lepas dengan mudah. Bila didekat karbon hidroksi terdapat
gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat.
Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana maka keasaman
menurun. Dari paparan tadi, tentu diperlukan cara-cara mengidentifikasi
alkohol. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya praktikum yang berjudul “Identifikasi Alkohol” dengan tujuan
agar praktikan mampu untuk mengidentifikasi jenis alkohol dan cara pengujian
reaktifitas alkohol (Ganiswarna, 1995).
1.2
Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alkohol dan
menguji reaktifitas alkohol.
4.2
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami
(praktikan) melakukan dua kali percobaan yaitu mengidentifikasi alkohol
menggunakan reaksi oksidasi dan mereaksikan alkohol dangan FeCl3.
Pada percobaan pertama yaittu
mengidentifikasi alkohol menggunakan reaksi oksidasi, terdapat dua cara. Pada
cara pertama, langkah yang dilakukan adalah menyiapkan tiga buah tabung reaksi
yang dimana masing-masing tabung ditambahkan 3 ml asam asetat glasial. Langkah
selanjutnya ialah penambahan 1 tetes etanol, 2-propanol, dan t-butanol yang
menghasilkan warna jernih pada ketiga tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan
KMnO4, maka terjadi perubahan warna menjadi coklat seperti teh pada
tabung I, kuning kecoklatan pada tabung II dan merah tua kecoklatan pada tabung
III. Pada penambahan H2SO4 dan KMnO4, warna
larutan menjadi kecoklatan pada tabung I, kuning keemasan pada tabung II dan
kuning jernih pada tabung III. Pada cara kedua, langkah awal ialah mencium bau
alkohol pada larutan. Tabung I tidak berbau dan berwarna orange, tabung II
tidak mengeluarkan bau menyengat dan tabung III mengeluarkan bau seperti mint.
Lalu pada larutan ditambahkan K2O7 dan H2SO4
sehingga pada tabung I temperatur naik menjadi panas, tabung II menjadi panas
dan warna larutan menjadi biru toska dan tabung III menjadi panas dan warna
larutan menjadi orange serta bertahap berubah menjadi hijau. Selanjutnya mencium
bau larutan yang telah menjadi campuran. Pada tabung I larutan berwarna biru
tua dan berbau alkohol, tabung II mengeluarkan bau menyengat dan pada tabung
III mengeluarkan bau lebih pekat dari alkohol.
Pada percobaan kedua, yaitu
mereaksikan alkohol dengan FeCl3. Langkahnya ialah menyiapkan dua
buah tabung reaksi. Tabung pertama ditetesi 2 ml fenol dan tabung kedua 2 ml
2-propanol. Lalu masin-masing tabung ditetesi 5 tetes larutan FeCl3
yang menghasilkan bau menyengat dengan warna hijau tua pada tabung I dan tabung
II menghasilkan warna kuning pekat ke-orangean yang masing-masing tabung pada
mulanya berwarna jernih atau bening.
DAFTAR PUSTAKA
Bardy,
James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur Jilid 1. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Fessenden,
Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-daar
Kimia Organik.
Jakarta : Bina Aksara.
Hart.
1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat
Edisi Keenam. Jakarta :
Erlangga.
Mardzuki.
1990. Kimia Organik Jilid I. Jakarta
: Erlangga.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ester
merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Lemak adalah
ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan trihidroksi alkohol
(gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang kompleks dari
ester volatin (Stanlet H, 1998).
Ester dapat terhidrolisi dengan
pengaruh asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis
tersebut merupakan kebalikan dari pengesteran. Disini senyawa karbon mengikat
gugus fungsi –COOR adalah alkil alkanoat. Ester diturunkan dari alkohol dan
asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karbiksilat paling sederhana,
nama-nama tradisional digunakan seperti formate, asetat dan propionate (Harold,
1983).
Ester adalah sebuah asam karboksilat
mengandung gugus –COOH, dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini
digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa
berupa gugus alkil seperti metil atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah
cincin benzen seperti fenil (Fassenden, 1997).
1.2
Tujuan
1. Mahasiswa
mampu mensintesis beberapa macam ester.
2. Mengetahui
pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan
ester.
3. Mengetahui
pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan pada
pembuatan ester.
4.
Mengenal bau khas
beberapa macam ester.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sintesis
ester dapat dilakukan dengan pencampuran
suatu asam benzoat dengan suatu alkohol dengan ditambahkan katalisnya.
2. Konsentrasi
alkohol dapat mempengaruhi reaksi pembuatan ester, volume berlebih akan
menyebabkan ester yang dihasilkan lebih banyak.
3. Konsentrasi
asam benzoat dapat mempengaruhi reaksi pembuatan ester, volume berlebih akan
menyebabkan ester yang dihasilkan lebih banyak.
4. Ester
memiliki bau khas, yaituu aroma buah-buahan.
5.2 Saran
Dalam
melakukan praktikum ini penting memperhatikan prosedur kerja untuk ketetapan
hasil praktikum agar hasilnya tidak salah, agar tidak terjadi pengulangan.
Serta hati-hati dalam melakukan pemanasan agar alat yang digunakan tidak rusak
atau pecah.