LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Disusun Oleh :
Nama : Eliza Noviani
NPM : E1G015010
Prodi : Teknologi Industri
Pertanian
Kelompok : 2 (dua)
Hari/jam : Selasa / 10:00 WIB
Tanggal : 18 Oktober 2016
Dosen : 1. Drs. Hasan B.
Daulay, MS
2. Dra. Devi Silsia, M.Si
3. Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc
Co-ass : 1. Andika Putra
(NPM :
E1G013034)
2. Alif Abdussalam
(NPM :
E1G014024)
Objek
Praktikum : UJI
KELARUTAN DAN
PENGENDAPAN PROTEIN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdiri atas unsur-unsur
karbon (50-55%), hidrogen (±7%), oksigen (±13%), dan fosfor (P) dalam jumlah
sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti
tembaga dan besi (Sirajuddin, 2012).
Protein merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pada sel hidup,
protein mempunyai dua peran utama, yaitu peran katalitik dan mekanik. Peran
katalitik ditunjukkan oleh enzim, sedangkan peran mekanik ditunjukkan oleh
protein otot (Setiawati, 2002).
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul
yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein
yang mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein
berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir
darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian
pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut
antigen, juga suatu protein (Poedjiadi, 2009).
1.2
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui
daya larut protein terhadap pelarut tertentu.
2. Mengetahui
pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
3. Mengetahui
pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara kimia dapat dibedakan antara
protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dan protein kompleks yang
mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam
nukleat. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel
mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban.
Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam
amino melalui ikatan peptida (Hart, 1987).
Protein merupakan makromolekul yang
paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada
semua organisme. Sebagai makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang
mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan
dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk
asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan
dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak
mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai
fungsi khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun
struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai
pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012).
Dalam
kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh
dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein berfungsi
sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah
atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat
yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga
suatu protein (Kuchel dan Ralston 2006).
Protein
merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur yang paling rumit. Sesuai
dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein sangat beragam itu, molekul
protein sangat beragam bentuknya, setiap jenis protein memiliki bentuk tiga
dimensi atau konfirmasi yang unik. Meskipun protein beragam, semua molekul
protein merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama.
Polimer asam amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau
lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu kesesuaian yang
spesifik (Anwar. 1994).
Denaturasi
adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan ikatan kovalen.
Proses ini bersifat khusus untuk protein dan mempengaruhi protein yang
berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula. Denaturasi dapat terjadi oleh
berbagai penyebab yang paling penting adalah bahan, pH, garam, dan pengaruh
permukaan. Denaturasi biasanya dibarengi oleh hilangnya aktivitas biologi dan perubahan
yang berarti pada beberapa sifat fisika dan fungsi seperti kelarutan (Deman,1997).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Alat : Tabung reaksi Bahan : Larutan NaOH 40%
Rak tabung reaksi Larutan HCl 10%
Pipet ukur Aquades
Pipet tetes Larutan (NH4)2SO4
jenuh
Larutan HgCl2 5%
Larutan CuSO4 0,5%
Larutan CaCl2 5%
Larutan Pb-asetat 5%
Larutan MgSO4 5%
Larutan NaCl 5%
Larutan BaCl2 5%
Albumin telur
3.2
Cara Kerja
A.
Uji Kelarutan Protein
1. Menyediakan
5 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan : aquades, HCl 10%, NaOH 40%,
alkohol 96% dan kloroform sebanyak 1 ml.
2. Menambahkan
2 ml larutan albumin telur pada setiap tabung reaksi.
3.
Dikocok dengan kuat, kemudian
mengamati sifat kelarutannya.
B. Uji Pengendapan Protein Dengan
Garam
1.
Menyediakan 5 tabung
reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2. Pada
tabung 1, 2, 3, 4 dan 5 berturut-turut ditambahkan larutan NaCl 5%, BaCl2
5%, CaCl2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)2SO4
jenuh setetes demi setetes sampai timbul endapan.
3. Selanjutnya
menambahkan kembali larutan-larutan garam secara berlebihan.
4.
Mengocok tabung reaksi
tersebut, kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
C. Uji Endapan Protein Dengan Logam
dan Asam Organik
1.
Menyediakan 3 tabung
reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2. Pada
tabung 1, 2 dan 3 berturut-turut ditambahkan 10 tetes larutan CuSO4
0,5%, HgCl2 5% dan Pb-asetat 5%.
3.
Mengocok setiap tabung
dan mengamati perubahan yang terjadi.
D. Denaturasi
1.
Menuangkan 3 ml albumin
telur ke dalam tabung reaksi.
2. Memanaskan
sampai mendidih selama beberapa menit denga api kecil.
3. Mengamati
apa yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Uji Kelarutan Protein
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
Albumin telur
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
Aquades
|
1 ml
|
|
|
|
|
HCl 10%
|
|
1 ml
|
|
|
|
NaOH 40%
|
|
|
1 ml
|
|
|
Alkohol 96%
|
|
|
|
1 ml
|
|
Kloroform
|
|
|
|
|
1 ml
|
Kocok tabung reaksi
dengan kuat
|
|||||
Hasil :
Larut/tidak larut
|
Larut
|
Larut
|
Larut
|
Larut
|
Tidak larut
|
B. Uji Pengendapan Protein dengan
Garam
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
Albumin telur
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
NaCl 5%
|
berlebih
|
|
|
|
|
BaCl2 5%
|
|
berlebih
|
|
|
|
CaCl2 5%
|
|
|
berlebih
|
|
|
MgSO4 5%
|
|
|
|
berlebih
|
|
(NH4)2SO4 jenuh
|
|
|
|
|
berlebih
|
Kocok tabung reaksi
dengan kuat
|
|||||
Hasil : Endapan
Banyak/sedikit
|
Sedikit
+
sedikit
|
Sedikit
+
sedikit
|
Sedikit
+
Tidak ada
|
Sedikit
+
sedikit
|
Sedikit
+
Tidak ada
|
C. Uji Pengendapan Protein dengan
Logam dan Asam Organik
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Albumin telur
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
CuSO4 0,5%
|
10 tetes
|
|
|
HgCl2 5%
|
|
10 tetes
|
|
Pb-asetat 5%
|
|
|
10 tetes
|
Kocok tabung reaksi
dengan kuat
|
|||
Hasil : Endapan
Ada/tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
D. Denaturasi Protein
Bahan Uji dan
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Albumin telur dipanaskan
|
Warna berubah menjadi putih susu
Pada saat dipanaskan membentuk gelembung.
|
BAB V
PEMBAHASAN
Pada acara praktikum kali ini, kami menguji kelarutan dan
pengendapan protein. Daya larut protein di dalam air, asam atau basa
berbeda-beda, ada sebagian yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut.
Serta pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan zat
kimia sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Untuk mengetahui hal-hal
tersebut, maka dilaksanakanlah praktikum ini. Ada 4 judul pengujian yang
dilakukan dalam praktikum ini, yaitu :
Uji pertama ialah uji kelarutan protein dengan menggunakan
aquades, HCl 10%, NaOH 40%, alkohol 96%, kloroform dan albumin telur. Adapun
hasil dari uji ini, pada tabung pertama berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 1
ml aquades menghasilkan albumin telur
larut dalam aquades. Pada tabung kedua berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 1
ml HCl 10% menghasilkan albumin telur larut dalam larutan HCl 10%. Pada tabung
ketiga berisi 2 ml albumin telur ditambahkan NaOH 40% menghasilkan albumin
telur larut dalam larutan NaOH 40%. Pada tabung keempat berisi 2 ml albumin
telur ditambahkan 1 ml alkohol 96% menghasilkan albumin telur larut dalam
alkohol 96%. Dan pada tabung kelima yang berisi 2 ml albumin telur ditambahkan
1 ml kloroform menghasilkan albumin telur tidak larut dalam kloroform.
Uji kedua ialah uji pengendapan protein dengan garam. Uji ini
menggunakan albumin telur, NaCl 5%, BaCl2 5%, CaCl2 5%,
MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh.
Adapun hasil dari uji ini ialah, pada tabung pertama berisi 2 ml albumin telur
dan ditambahkan NaCl 5% berlebih menghasilkan sedikit endapan. Pada tabung
kedua berisi 2 ml albumin telur dan ditambahkan NaCl 5% berlebih menghasilkan
sedikit endapan. Pada tabung ketiga berisi 2 ml albumin telur ditambahkan CaCl2
5% berlebih menghasilkan sedikit endapan. Pada tabung keempat berisi 2 ml
albumin telur dan ditambahkan MgSO4 5% berlebih menghasilkan sedikit
endapan. Dan pada tabung kelima berisi 2 ml albumin telur ditambahkan (NH4)2SO4
jenuh berlebih menghasilkan sedikit pula endapan.
Uji ketiga ialah uji pengendapan protein dengan logam dan asam
organik. Uji ini menggunakan Albumin telur, CuSO4 0,5%, HgCl2
5% dan Pb-asetat 5% sebagai bahan. Adapun hasil dari uji ini ialah, tabung
pertama berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 10 tetes CuSO4 0,5%
tidak menghasilkan endapan. Pada tabung keduan berisi 2 ml albumin telur
ditambahkan 10 tetes HgCl2 5% tidak menghasilkan endapan. Dan pada
tabung ketiga berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 10 tetes Pb-asetat 5% juga
tidak menghasilkan endapan.
Uji yag keempat ialah denaturasi protein. Pada uji ini bahan
yang digunakan hanya albumin telur yang perlakuannyahanya dipanaskan. Adapun
hasilnya ialah warna albumin telur berubah menjadi putih dan ada saat
dipanaskan membentuk gelembung.
Hasil uji diatas lalu kami bandingkan
dengan literatur dan hasilnya berbanding lurus. Sifat-sifat protein
berbeda-beda saat berhidrolisis dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan
serta beberapa perlakuan lainya. Kelarutan protein akan berkurang bila
kedalaman larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus
terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi
kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk menngikat air.
Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul
protein akan berkurang (Pratiwi, 2007).
Protein dapat diendapkan dengan
pennambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta
dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena
alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Effendi, 2003).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pada
percobaan uji kelarutan protein, protein ( albumin telur 2ml ) dapat larut pada
aquades 1 ml, HCl 10% 1 ml, NaOH 40% 1ml, Alkohol 96% 1ml, dan pada kloroform
1ml, protein tidak dapat larut. Daya larut protein di setiap larutan
berbeda-beda tergantung dengan jenih larutan dankonsentrasi larutan itu
sendiri.
2. Uji
pengendapan protein dengan garam, protein ( albumin telur 2ml ) menghasilkan
endapan ketika diberi garam yang berlebih ( NaCl 5%, BaCl2 5%, CaCl2 5%, MgSO4
5% dan (NH4)2SO4 jenuh.) Ketika konsentrasi garam pelarut semakin tinggi maka
garam tersebut semakin efektif dalam mengendapkan protein.
3. Protein pada
umunya tidak larut tehadap Asam Organik dan juga logam. Dan juga megalami
denaturasi.
6.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, diharapkan
co-ass dan praktikan dapat menjadikan suasana di dalam ruangan praktikum tetap
kondusif sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.
JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan
:
1. Jelaskan
mengapa dengan penambahhan garam berkonsentrasi tinggi kelarutan protein
menjadi berkurang, sehingga dapat mengendap !
2. Pada
percobaan manakah garamnya lebih efektif untuk mengendapkan protein ? Mengapa ?
3.
Jelaskan mengapa susu
atau putih telur dapat digunakan sebagai antidotun pada keracunan logam-logam
berat ?
Jawaban :
1.
Karena dengan semakin
tinggi konsentrasi garam maka protein akan semakin sukar larut hal ini
diakibatkan larutan agaram semakin pekat dan juga semakin lemah mengikat
protein sehingga protein mengendap.
2. Garam
yang paling efektif adalah garam BaCl 5%. Karena jumlah muatan ion di dalam
garam ini lebih banyak.
3. Karena
logam yang ditambahkan protein albumin akan menyebabkan logam dan albumin itu
mengendap sehingga racun dari logam berat tadi akan mudah untuk keluar dari
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Chairil. Dkk. 1994. Pengantar Praktikum
KimiaOrganik. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada.
Deman, M.
John, 1997, Kimia Makanan.
Bandung : Institut Teknologi
Bandung.
Effendi
Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisius.
Hart,H, 1987, Kimia Organik, Alih Bahasa: Sumanir
Ahmadi. Jakarta : Erlangga.
Kuchel, P. dan Ralston
G. B., 2006, Biokimia Schaum’s Easy Outlines. Jakarta :
Erlangga.
Patong, A.R., dkk.,
2012, Biokimia Dasar. Makassar : Lembah Harapan Press.
Poedjiadi,
A., dan Supriyanti, F.M.T., 2009. Dasar-dasar
Biokimia. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Pratiwi,
Sri Maryati, dkk.. 2007. Biologi untuk
SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sirajuddin,
S., 2012. Petunjuk Praktikum Biokimia.
Makassar : Universitas Hasanuddin.
Setiawati. 2002. Biokimia I. Jogjakarta : Gajah Mada University
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar