Minggu, 01 Januari 2017

Laporan Praktikum Biokimia Identifikasi Minyak dan Lemak



LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA


Disusun Oleh  :
                        Nama                           : Eliza Noviani
                        NPM                           : E1G015010
                        Prodi                           : Teknologi Industri Pertanian
                        Kelompok                   : 2 (dua)
                        Hari/jam                      : Selasa / 10:00 WIB
                        Tanggal                       : 22 November 2016
                        Dosen                          : 1. Drs. Hasan B. Daulay, MS
                                                              2. Dra. Devi Silsia, M.Si
                                                              3. Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc
                        Co-ass                         : 1. Andika Putra
     (NPM : E1G013034)
                                                              2. Alif Abdussalam
     (NPM : E1G014024)
                        Objek Praktikum         : IDENTIFIKASI MINYAK DAN LEMAK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Minyak merupakan campuran dari ester asam lemak dengan gliserol. Jenis minyak yang umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak wijen dan sebagainya. Minyak goreng jenis ini mengandung sekitar 80% asam lemak tak jenuh jenis asam oleat dan linoleat, kecuali minyak kelapa. Proses penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan lemak jenuh) menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses penggorengan (deep frying), karena selama proses menggoreng minyak akan dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen dari udara luar yang memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak (Sartika, 2009).
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan,komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi berbahaya (Lechninger, 1982).

1.2  Tujuan Praktikum
1.      Menentukan kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
2.      Menentukan sifat asam basa minyak.
3.      Mengidentifikasi sifat ketidakjenuhan minyak.
4.      Mengidentifikasi terjadinya hidrolisis pada minyak (safonifikasi).
5.      Mengidentifikasi bentuk noda minyak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

       Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Fessenden, 1982).
       Senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alcohol, Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid dan serebrosida, Derivate lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol (Poedjiadi, 2009). 
       Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan kandunganya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak terdapat dialam adalah asam palmitat dan asam stearat. Minyak merupakan bahan cair diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno, 2002).
       Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang  terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai pada trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap. Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran. Trigliserida sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya, sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda. (Muchtadi,2010).
       Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar2. Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang2 (Miswar, 2001).





BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
   Alat  : Tabung reaksi                        Bahan  : Minyak kelapa
              Penjepit tabung reaksi                         Margarin
  Rak tabung reaksi                               Minyak kelapa tengik
              Pipet ukur                                            Alkohol 96%
              Sikat tabung reaksi                              Kloroform
              Kertas lakmus merah                           Eter
              Alat Pemanas                                      Aquadest 
              Pipet tetes                                           Larutan Na2CO3 0,5%
              Porselin tetes                                       Air brom
                                                                          NaOH kristal

3.2 Cara Kerja
A. Uji Kelarutan Minyak
1.      Menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut mengisi dengan aquades, alkohol 96%, eter, kloroform dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.
2.      Menambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa (mengulangi uji pada margarin dan minyak kelapa tengik).
3.      Mengocoknya sampai homogen, lalu membiarkan beberapa saat.
4.      Mengamati sifat kelarutannya.

B. Uji Keasaman Minyak
1.      Meneteskan sedikit minyak kelapa pada porselin tetes.
2.      Menguji dengan kertas lakmus.
3.      Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus merah.
4.      Mengulangi percobaan pada margarin dan minyak kelapa tengik.


C. Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak
1.      Memasukkan 2 tetes minyak kelapa kedalam tabung reaksi.
2.      Menambahkan 2 ml kloroform.
3.      Menambahkan setetes demi setetes air brom, sambil dikocok hingga warna merah air brom tidak berubah.
4.      Menghitung jumlah tetesan yang dibutuhkan.
5.      Mengulangi percobaan dengan menggunakan margarin dan minyak kelapa tengik.
6.      Membandingkan jumlah tetesan yang dibutuhkan.

D. Uji Penyabunan Minyak
1.      Memasukkan 5 ml minyak kedalam erlenmeyer.
2.      Menambahkan 1,5 gr NaOH dan 25 ml alkohol 96%.
3.      Memanaskan sampai mendidih selama 15 menit.
4.      Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, mengambil 3 tetes larutan, kemudian melarutkan dalam air. Bila larut berarti reaksi sudah sempurna.
5.       Menguapkan alkohol yang tersisa sampai habis.
6.      Mendinginkan, lalu menambahkan 75 ml air dan memanaskan sampai semua sabun larut.

E. Uji Noda Minyak
1.      Memasukkan 2 ml campuran alkohol eter ke dalam tabung reaksi bersih dan menambahkan 2-3 tetes minyak kelapa. Mengocok kuat-kuat sampai semua minyak larut.
2.      Meneteskan campuran tersebut pada kertas saring dan kertas tulis, membuarkan pelarut menguap.
3.      Melihat noda yang terbentuk.
4.      Mencuci nodanya dengan air.
5.      Mengeringkan kembali kertasnya danmemperhatikan kembali nodanya.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A.    Uji Kelarutan Minyak
   Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Aquades
1 ml




Alkohol 96%

1 ml



Eter


1ml


Kloroform



1 ml

Na2CO3 0,5%




1 ml
Margarin
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Minyak kelapa
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
Minyak kelapa tengik
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
Kocok tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat
Hasil margarin
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Larut
Larut
Hasil minyak kelapa
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Larut
Larut
Hasil minyak kelapa tengik
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Larut
     
B.     Uji Keasaman Minyak
No
Zat Uji
Lakmus Merah
Sifat
1.
Minyak kelapa
Tidak berubah
Asam
2.
Minyak kelapa tengik
Tidak berubah
Asam
3.
Margarin
Tidak berubah
Asam






C. Uji Ketidakjenuhan Minyak
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Minyak kelapa
2 tetes


Margarin

Seujung stapel

Minyak kelapa tengik


2 tetes
Kloroform
2 ml
2 ml
2 ml
Hasil minyak kelapa
15 tetes (tidak larut)


Hasil margarin

15 tetes (larut)

Hasil minyak kelapa tengik


15 tetes (tidak larut)

D. Uji Penyabunan Minyak
·         Margarin : terjadi reaksi penyabunan. Ketika diambil sampel, larut dalam air dan terus dipanaskan sampel larutan menggumpal menjadi sabun dan didinginkan kemudian ditambah air sebanyak 75 ml dan dipanaskan lagi, lalu di kocok keluar gelembung.
·         Minyak kelapa : dipanaskan157 menit kemudian minyak kelapa diteteskan 3 tetes hasil yang didapat yaitu larut dengan air / homogen. Dan kemudian terus dipanaskan hingga larutan menggumpal menjadi sabun dan didinginkan, kemudian ditambahkan 75 ml air dan dipanaskan sampai larut dan di kocok hingga keluar gelembung.
·         Minyak kelapa tengik : dipanaskan 15 menit kemudian minyak kelapa tengik diteteskan 3 tetes kedalam air lalu dikocok menghasilkan reaksi sempurna. Terus di panaskan hingga menggumpal, didinginkan lalu ditambah 75 ml air dan dipanaskan lagi sampai larut dan di kocok hingga keluar gelembung.





E. Uji Noda
·         Margarin : pada kertas saring dan kertas tulis terlihat noda kuning, setelah dicuci noda kuningnya hilang namun masih terdapat bekas minyak.
·         Minyak kelapa : pada kertas saring dan kertas tulis terdapat noda, setelah dicuci noda pada kertas saring hilang namun pada kertas tulis masih terdapat noda minyak.
·         Minyak kelapa tengik : pada kertas saring dan kertas tulis terdapat noda, setelah dicuci noda pada kertas saring hilang namun pada kertas tulis masih terdapat noda.























BAB V
PEMBAHASAN

       Praktikum biokimia kali ini berjudul identifikasi minyak dan lemak. Lipid didefenisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam sekitar serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar seperti hidrokarbon atau dietil eter. Praktikum ini terdiri dari 5 kali uji yaitu uji kelarutan minyak, uji keasaman minyak, uji ketidakjenuhan minyak, uji penyabunan minyak dan uji noda. Dan pada setiap uji dilakukan 3 kali pengulangan dengan masing-masing menggunakan margarin, minyak kelapa dan minyak kelapa tengik.
       Pada percobaan pertama yaitu Uji Kelarutan Minyak dimana praktikan memasukkan berturut-turut aquades, alkohol 96%, eter, kloroform dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml kedalam 5 (lima) tabung rekasi dan penambahan 2 tetes objek bahan yang kemudian praktikan mencampur dengan baik supaya larutan homogen. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan tiga objek bahan yaitu margarin, minyak kelapa dan minyak kelapa tengik dan hasil pengamatan yang didapat bahwa pada aquadest dan alokohol 96% bahan tidak larut, pada eter margarin dan minyak kelapa larut, pada kloroform dan Na2CO3 0,5% ketiga bahan tersebut larut. Literatur membenarkan bahwa Umumnya zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut (Yasid, 2006).
       Pada percobaan kedua yaitu uji keasaman minyak dimana praktikan meneteskan ketiga objek bahan margarin, minyak kelapa dan minyak kelapa tengik pada porselin tetes yang kemudian diuji dengan kertas lakmus merah yang hasilnya tidak berubah warna yang berarti bersifat asam. Literatur yang membenarkan bahwa proses penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan lemak jenuh) menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses penggorengan (deep frying), karena selama proses menggoreng minyak akan dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen dari udara luar yang memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak (Salirawati, 2007).
       Pada percobaan ketiga yaitu uji ketidakjenuhan minyak diman praktikan meneteskan 2 tetes bahan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 ml kloroform dan meneteskan sedikit demi sedikit air brom dan menghitung jumlah tetesannya. Hasil yang didapat ialah pada margarin, minyak kelapa dan minyak kelapa tengik ialah 15 tetes dengan pada margarin larut namun pada minyak kelapa dan minyak kelapa tengik tidak larut. Literatur yang menyebutkan lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Page, David, 1989).
       Pada percobaan keempat yaitu uji penyabunan minyak dimana setelah dipanaskan selama 15 menit dan diambil masing-masing sampel 3 tetes untuk diuji kelarutannya dengan air yang menunjukkan larut adalah mentega, minyak kelapa dan minyak kelapa tengik. Kemudian setelah masing-masing dingin ditambahkan air 75 ml lalu dipanaskan lagi hingga larut dan dikocok hingga menghasilkan gelembung.
            Pada percobaan kelima yaitu uji noda dimana pada percobaan dengan margarin pada kertas saring dan kertas tulis terlihat noda kuning, setelah dicuci noda kuningnya hilang namun masih terdapat bekas minyak. Percobaan pada minyak kelapa menghasilkan pada kertas saring dan kertas tulis terdapat noda, setelah dicuci noda pada kertas saring hilang namun pada kertas tulis masih terdapat noda minyak. Dan percobaan pada minyak kelapa tengik menghasilkan pada kertas saring dan kertas tulis terdapat noda, setelah dicuci noda pada kertas saring hilang namun pada kertas tulis masih terdapat noda.



BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1.      Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar.
2.      Untuk menentukan sifat asam basa minyak yaitu adalah dengan menggunakan kertas lakmus.
3.      Dengan memberikan beberapa tetesan larutan iodium   sehingga terbentuk warna merah yang pekat , Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain
4.      Lipida yang tak dapat disaponifikasikan yang berarti bahwa hidrolisis alkali tak menghasilkan sabun.
5.      Mengidentifikasi noda minyak dengan menggunakan kertas saring dan kertas tulis yang di gunakan sebagai alat untuk mengetahui bentuk dari noda minyak tersebut.

6.2 Saran
Untuk alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum hendaknya dipersiapkan serta ditambah, agar setiap melakukan praktikum para praktikan tidak kekurangan alat atau bahan yang diperlukan.


JAWABAN PERTANYAAN

PERTANYAAN :
1.      Dalam ilmu kimia untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikenal istilah “like dissolves like”, jelaskan maksud istilah tersebut !
2.      Jelaskan mengapa minyak sedikit larut dalam alkohol, tetapii larut sempurna dalam eter dan kloroform.
3.      Pada percobaan manakah yang membutuhkan air brom lebih banyak ? mengapa ?
4.      Tulis reaksi lengkap safonifikasi.

JAWABAN :
1.        Istilah “like dissolves like” berarti senyawa polar hanya akan larut pada senyawa polar, dan senyawa nonpolar hanya akan larut dalam senyawa non polar.
2.      Karena eter dan kloroform merupakan pelarut non polar, dan minyak hanya dapat larut didalam senyawa non polar. Sedangkan alkohol merupakan pelarut polar.
3.      Pada uji ketidakjenuhan minyak, karena air brom dapat mengadisi suatu ikatan rangkap.
4.      Reaksi safonifikasi:
Description: Hasil gambar untuk reaksi lengkap saponifikasi



DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1982. Kimia Organik II Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
Lechninger, A. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Jakarta : Erlangga
Page, David. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta : Erlangga
Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI- Press
Miswar et al, 2001. Uji Kualitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat  I dan II’.
Jakarta : Laboratorium Kimia Universitas Nasional
Muchtadi, Tien R, dkk 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor :Alafabeta
Sartika. 2009. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi : Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Salirawati, etal. 2007. Belajar Kimia Menarik. Jakarta : Grasindo
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia
Yasid. 2006. Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Tumbuh-tumbuhan. Surakarta : Bioteknologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar